Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Harga Serat Anjlok, Pendapatan Lenzing Cuma Tumbuh Tipis

Harga Serat Anjlok, Pendapatan Lenzing Cuma Tumbuh Tipis Kredit Foto: Boyke P. Siregar
Warta Ekonomi, Jakarta -

Grup perusahaan asal Austria, Lenzing AG pada semester I/2019 berhasil membukukan pendapatan EUR1,09 miliar atau mengalami kenaikan 1,2% dibandingkan periode sama tahun lalu.

Walaupun begitu, laba bersih perseroan justru mengalami penurunan 15,9% jika dibandingkan dengan periode sama tahun lalu. Jika pada semester I/2018 laba bersih tercatat  EUR91,3 juta, tapi pada semester I/2019 turun menjadi EUR 76,8 juta.

“Meskipun ada tantangan yang signifikan dari pasar berupa harga serat viscose yang masih di bawah harapan, akan tetapi kami berhasil meraih peningkatan pendapatan bisnis,” kata Stefan Doboczky, CEO Lenzing Group di Jakarta, Jumat (9/8/2019).

Baca Juga: Lenzing Perkenalkan Teknologi Eco Cycle untuk Ciptakan Sirkularitas pada Aplikasi Nonwoven

Sementara itu pada periode yang sama  untuk EBITDA perusahaan mengalami penurunan 7% atau sekitar EUR181,2 Juta.  Fenomena penurunan ini terutama disebabkan oleh jumlah volume yang meningkat serta nilai tukar mata uang asing sehingga berakibat biaya produksi pulp meningkat serta biaya tenaga kerja maupun kondisi pasar serat viscose saat ini yang ketat.

“Kondisi bisnis serat berkembang sangat positif sehingga  membuat daya tahan korporasi lebih kuat secara signifikan dibanding beberapa tahun lalu. Investasi Lenzing dalam kapasitas produk baru untuk serat Lyocell serta fokus pada produk dengan merek dagang kami yaitu Tencel dan Veocel menjadikan Lenzing semakin tangguh menghadapi kondisi pasar yang fluktuatif dan semakin memperkuat sebagai produsen serat unggulan yang terkemuka di dunia,” tambahnya.

Stefan menambahkan bahwa Lenzing telah melaksanakan tahap pertama dari rencana pembangunan pabrik Lyocell yang canggih di Thailand. Ia mengatakan konflik dagang di antara negara – negara besar semakin meningkat sehingga memastikan keputusan perusahaan untuk memantau proyek Mobile di Alabama (Amerika Serikat) secara seksama dan akan melakukan review secara bertahap.

Baca Juga: Tegas! Bule Inggris Eks Napi Narkoba Diusir dari Bali

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Boyke P. Siregar
Editor: Kumairoh

Tag Terkait:

Bagikan Artikel: