Aktivis Wahana Lingkungan Hidup Indonesia (WALHI) menilai pelaksanaan Idul Adha ramah lingkungan yang digembar gemborkan Gubernur DKI Jakarta, Anies Baswedan hanya bagus diucapkan tapi tidak dalam pelaksanaannya.
Baca Juga: Tolak Pakai Plastik, Anies Kembali Suarakan Petani Bambu
Sebelumnya, Anies menyarankan agar plastik tidak digunakan lagi sebagai bungkus untuk daging korban, tetapi menggunakan besek bambu. Alasannya, ramah lingkungan serta mendayagunakan para petani bambu lokal.
“Kalau menjadi gerakan mungkin berpengaruh bagi lingkungan, tapi ini kan tidak terjadi,” kata Direktur Eksekutif WALHI Jakarta Tubagus Soleh Ahmadi di Jakarta, Senin.
Hal itu, menurut Tubagus, disebabkan oleh sosialisasi dari pemerintah yang belum berjalan dengan baik. Misalnya, masyarakat di beberapa lokasi yang dikunjungi WALHI belum semua mengetahui tentang kebijakan Idul Adha ramah lingkungan.
Selain itu, warga juga masih menganggap kalau penggunaan besek itu kelewat mahal, dibandingkan plastik sekali pakai.
“Pemerintah ini grasah-grusuh. Itu berarti masalah utamanya adalah birokrasi tidak bekerja efektif,” tambah Tubagus.
Adapun kebijakan ramah lingkungan Gubernur Provinsi DKI Jakarta Anies Baswedan menjelang Hari Raya Idul Adha 1440 Hijriah antara lain melarang penjualan hewan kurban di jalur hijau dan trotoar, serta mengimbau tidak menggunakan kantong plastik sekali pakai untuk wadah daging kurban.
Kedua kebijakan itu masing-masing tercantum dalam Instruksi Gubernur Nomor 46 Tahun 2019 dan Seruan Gubernur Nomor 4 Tahun 2019.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Ferry Hidayat
Tag Terkait: