Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

Wisata Kapal Pesiar Disebut Sebagai Bagian Kecil Bisnis Pariwisata Massal

Wisata Kapal Pesiar Disebut Sebagai Bagian Kecil Bisnis Pariwisata Massal Kapal terbaru Princess Cruises, Sky Princess bisa membuat wisatawan betah saat menjelajah dunia. Beragam fasilitas kelas dunia dihadirkan. | Kredit Foto: SINDOnews
Warta Ekonomi, Jakarta -

Industri pariwisata kapal pesiar memang sedang melonjak. Ukuran kapal semakin besar dan pelayanannya juga semakin baik menjadi nilai tambah untuk era ini. Pariwisata kapal pesiar kini bukan hanya untuk orang kaya, tetapi wisatawan kelas menengah juga ikut meramaikannya. Pada saat yang sama, pelabuhan pun semakin sibuk dan polusi semakin meningkat. 

Pada 2019 sebanyak 30 juta wisatawan diprediksi akan menggunakan kapal pesiar untuk berlibur. Itu mengalami peningkatan 17,8 juta wisatawan pada dekade sebelumnya.

"Pasar pariwisata secara keseluruhan memang mengalami peningkatan yang cukup ekstrem," tutur pemimpin Cruise Lines International Asso ciation (CLIA) Martin Griffiths, dilansir CNN.

Dia menyebut kapal pesiar masih menjadi bagian kecil dari bisnis pariwisata.

"Kita masih menjadi bagian kecil dari bisnis pariwisata secara keseluruhan," ucapnya.

Griffiths tetap tidak mau disalahkan jika kapal pesiar menjadi penyebab pariwisata massal. Dia tidak mau dianggap kapal pesiar menyebabkan kota-kota seperti Venesia, Dubrovnik, dan Barcelona dipenuhi wisatawan dan terlalu ramai. 

"Hanya 5 persen wisatawan kapal pesiar yang berlibur di kota tersebut," ujarnya.

Dia mengungkapkan, ketika kapal pesiar menjauh dari destinasi kota tersebut, permasalahan pariwisata massal tidak juga selesai. Di Venesia, berbagai gerakan telah berkampanye agar kapal pesiar tidak masuk ke kota terapung tersebut.

"Banyak penduduk Venesia telah menderita dan merasa hak-hak sipil kita diabaikan," kata pendiri We Are Here Venice, Jane da Mosto.

Da Mosto mengungkapkan, kapal pesiar menjadikan Kota Venesia menjadi semakin tidak layak ditinggali oleh penduduk kota tersebut. Apalagi, ada insiden kapal pesiar MSC Opera bertabrakan dengan kapal kecil di Venesia. Itu memicu kekhawatiran tersendiri bagi warga mengenai masa depan kota mereka. Kementerian Pariwisata Italia telah mengumumkan bahwa kapal pesiar berskala besar diwajibkan untuk masuk melalui Fusina dan Lombardia. 

"Saya pikir Venesia tidak layak untuk kapal pesiar berukuran besar demi keamanan lingkungan," kata da Mosto.

Griffiths mengungkapkan, CLIA telah bekerja sama dengan pejabat di kota tujuan wisata mengenai nasib pariwisata kapal pesiar. Beberapa perusahaan kapal pesiar seperti Royal Caribbean dan MSC juga mendukung langkah CLIA.

"Kita akan bekerja sama dengan destinasi wisata," katanya.

Itu dibuktikan dengan ada kesepakatan dengan Pemerintah Kota Dubrovnik untuk menyelesaikan isu pariwisata massal. Salah satu caranya dengan investasi dari perusahaan kapal pesiar di destinasi wisata. Sebenarnya pariwisata memang menjadi bagian integral dengan kota. 

Pada awal 2019 Presiden Otoritas Pelabuhan Venesia Pino Musolino mengungkapkan, kapal pesiar bisa menciptakan 6.000 pekerjaan bagi orang di kota tersebut. Secara global industri kapal pesiar mampu menghasilkan USD134 miliar untuk perekonomian global. Apalagi, perusahaan riset pasar global Mintel mengungkapkan, dalam lima tahun mendatang, industri kapal pesiar akan tumbuh lebih cepat di bandingkan pasar liburan tradisional. 

Jumlah penumpang kapal pesiar diprediksi akan meningkat dibandingkan orang yang berlibur keluar negeri. Menurut Mintel, antara 2018 dan 2023 jumlah wisatawan kapal pesiar khusus wisatawan Inggris dan Irlandia diprediksi tumbuh 22,5 perseb dibandingkan 14,8 persen untuk wisatawan yang berlibur keluar negeri. 

Penelitian terbaru dari Mintel itu menunjukkan 46 persen warga Inggris tertarik berlibur dengan kapal pesiar dalam lima tahun ke depan. Sedangkan 45 persen menunjukkan wisatawan tertarik dengan wisata kapal sungai. Namun, anak muda berusia 16-36 tahun lebih tertarik berlibur dengan kapal pesiar.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Muhammad Syahrianto

Tag Terkait:

Bagikan Artikel: