Aksi demonstrasi yang dilakukan sekitar 1,7 juta massa anti pemerintah telah mengganggu perekonomian Hong Kong selama hampir 11 pekan. Ada beberapa warga Hong Kong lain beserta warga China di luar negeri mendesak para pendemo tersebut segera mengakhiri aksi. Desakan disampaikan sekitar 470.000 massa pro pemerintah yang berkumpul di Taman Tamar.
Para warga menginginkan pengunjuk rasa mengakhiri demonstrasi, kekerasan, dan radikalisme karena menyebabkan kondisi Hong Kong kian suram. Dengan kibaran bendera China, mereka juga meminta agar para pengunjuk rasa tidak merusak fasilitas umum. Massa propemerintah mengatakan bahwa unjuk rasa berkepanjangan tidak menguntungkan Hong Kong.
Tak hanya menimbulkan korban, ekonomi kota juga terganggu. Faktanya, Bursa Saham Hang Seng anjlok lebih dari 10% dalam sebulan terakhir karena investor menjadi cemas. Lebih dari 340.000 bisnis menengah dan kecil di Hong Kong mengaku terpuruk oleh aksi unjuk rasa.
Presiden Kamar Dagang Hong Kong untuk Bisnis Menengah dan Kecil, Joe Chau, mengatakan sejumlah perusahaan lokal berada di ambang kebangkrutan karena bisnis mereka menelan kerugian lebih dari 30%. Anggota Dewan Asosiasi Manajemen Ritel Hong Kong Banke Kwan Pak Hoo menga takan industri ritel juga mengalami penurunan satu digit pada Juli dan kemungkinan berlanjut hingga dua digit bulan ini.
Perusahaan asal Jepang, Yoshinoya, bahkan mengalami penurunan penjualan lebih dari 10% pada Juli dibandingkan tahun lalu. Pengamat Mei Xinyu dari Akademi Kerja Sama Ekonomi dan Perdagangan Internasional China menilai unjuk rasa mempertaruhkan kepercayaan bisnis dan prospek ekonomi Hong Kong.
Menurut Sekretaris Keuangan SAR Hong Kong Paul Chan Mo Po mengatakan bahwa pemerintah telah menurunkan prediksi pertumbuhan PDB Hong Kong dari 2-3% menjadi 0-1% tahun ini. Hal itu disebabkan oleh dampak negatif unjuk rasa yang berkepanjangan dan kerusuhan, juga akibat konflik AS dan China sejak Agustus.
Massa Semakin Membeludak
Sampai saat ini, informasi mengenai data pendemo itu tidak dapat diverifikasi secara independen. Akan tetapi, berdasarkan pantauan CNN, jumlah pengunjuk rasa anti pemerintah kian membeludak dari ratusan ribu menjadi jutaan orang, baik pemuda maupun lanjut usia. Unjuk rasa itu di organisasi kelompok prodemokrasi, Civil Human Rights Front. Pengunjuk rasa yang mengenakan pakaian hitam meneriakkan slogan perjuangan meraih kebebasan.
Massa mendesak pemerintah untuk menegakkan sistem demokrasi yang adil, jujur, dan terbuka. “Saya tidak tahu apa yang akan terjadi, tapi kami harus terus berjuang sampai akhir,” kata seorang pendemo, Louis. Pemerintah Hong Kong berharap dapat menormalisasi keadaan dalam waktu dekat.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Abdul Halim Trian Fikri
Tag Terkait: