Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

Narada Aset Management Gelar Kelas Literasi Keuangan untuk Ibu-Ibu PKK

Narada Aset Management Gelar Kelas Literasi Keuangan untuk Ibu-Ibu PKK Narada Aset Management Gelar Kelas Literasi Keuangan untuk Ibu-Ibu PKK. | Kredit Foto: Narada Aset Management
Warta Ekonomi, Jakarta -

Narada Asset Management (NAM) bekerja sama dengan Tim Pengurus PKK Kotamadya Jakarta Barat dan QM Finansial mengadakan program literasi keuangan yang dikemas khusus untuk dan dari perspektif perempuan sebagai manager investasi keluarga.

Kegiatan bertemakan 'Pelatihan Ibu Cerdas Keuangan' yang diadakan di Gedung Arsip dan Perpustakaan Jakarta Barat tersebut bertujuan untuk menciptakan duta-duta investasi dan meningkatkan literasi keuangan sampai ke tingkat RW.

Pelatihan Ibu Cerdas Keuangan akan dilakukan dalam beberapa tahap kegiatan, yaitu literasi kepada para kader PKK di tingkat kotamadya hingga literasi ke 542 kader PKK di tingkat RW. Pelatihan dimulai dari hari ini, Selasa (20/8/2019), untuk para kader PKK di tingkat kotamadya, dan pada 9–12 September 2019 untuk kader PKK di tingkat RW.

Keberhasilan program akan dinilai dalam sebuah kompetisi, di mana setiap kader PKK wajib menyebarkan materi tentang pengelolaan keuangan minimal satu kali ke paling sedikit 10 orang, kemudian akan ditutup dengan Lomba Cerdas Cermat di akhir periode.

Baca Juga: Kumpulkan Ribuan Pendaftar Reksa Dana, Narada Aset Manajemen Raih Muri

Chief Marketing Officer (CMO) Narada Asset Management, N Anie Puspitasari menyatakan, tujuan dari program literasi keuangan bersama ibu-ibu PKK adalah salah satu bentuk komitmen dan dukungan dari NAM untuk turut aktif dalam program literasi dan inklusi keuangan yang menjadi prioritas Otoritas Jasa Keuangan (OJK), khususnya untuk para perempuan sebagai pengelola keuangan keluarga dan critical economic players di lanskap ekonomi nasional.

"Peranan perempuan begitu luar biasa dan beragam. Mulai dari manajer keuangan di keluarga, sebagai enterprenuer hingga menjadi pemimpin di sebuah perusahaan. Semuanya harus diawali dari pengetahuan akan pengelolaan keuangan yang baik. Itulah alasan kami menginisiasi Pelatihan Ibu Cerdas Keuangan," ujar Anie yang juga pembicara utama dalam acara tersebut di Jakarta, Selasa (20/8/2019).

Anie menambahkan bahwa kegiatan ini merupakan program jangka panjang yang akan dilakukan secara berkesinambungan.

"Kami awali di Jakarta Barat, berikutnya kami berencana mengadakan pelatihan serupa di wilayah Jakarta yang lain. Visi kami, roadshow pelatihan Ibu Cerdas Keuangan dari NAM ini dapat menjangkau lebih banyak perempuan Indonesia," tambah Anie.

Kelas tersebut dihadiri oleh 80 anggota PKK Kotamadya Jakarta Barat, yang terdiri dari anggota delapan TP PKK Kecamatan se-Jakbar, dan 56 Ketua PKK Kelurahan se-Jakbar. Harapannya, setelah kelas ini para peserta bisa memperkenalkan dan menerapkan literasi keuangan modern di komunitas-komunitas setempat.

Ketua TP PKK Kotamadya Jakarta Barat, Inad Luciawaty Rustam menuturkan bahwa benar perempuan adalah manajer investasi di tingkat kelompok masyarakat terkecil, yakni keluarga sehingga peranannya amat penting untuk memastikan kesinambungan keuangan yang tentunya akan berdampak pada kesejahteraan keluarga.

"Kaum ibu-ibu sangat luar biasa. Pengelola keuangan andal keluarga mulai dari hal-hal yang paling sederhana seperti menu makanan dan bujet belanja ke pasar, literasi untuk anak-anak, mengatur cicilan-cicilan untuk keperluan rumah tangga hingga investasi yang lebih besar," kata Inad.

Baca Juga: Literasi Pasar Modal Kaum Milenial Tinggi, Tapi Inklusinya Kecil

Hingga akhir 2019, pemerintah menargetkan tingkat inklusi keuangan di masyarakat mencapai 75%. Target tersebut menjadi bagian dari Strategi Nasional Keuangan Inklusif (SNKI) yang tertuang dalam Peraturan Presiden (Perpres) nomor 82 tahun 2016.

Literasi dan inklusi ini mencakup pentingnya menabung dan berinvestasi, pengenalan berbagai produk dan instrumen keuangan, juga mengenal risiko dan imbal hasil produk keuangan hingga literasi hak-hak konsumen.

Menurut OJK, pengetahuan yang baik tentang keuangan menjadi kunci peningkatan kesejahteraan masyarakat secara makro dan dalam jangka panjang dapat menggerakkan roda perekonomian nasional.

Menurut survei nasional OJK di 2016 tingkat literasi dan inklusi perempuan Indonesia hanya mencapai 22,5% dan 66,2%, lebih rendah dibandingkan dengan tingkat literasi dan inklusi laki-laki di angka 33,2% dan 69,6%.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Fajar Sulaiman
Editor: Rosmayanti

Bagikan Artikel: