Ekonom dari Institute for Development of Economics and Finance (Indef), Bhima Yudhistira mengatakan masalah ketimpangan ekonomi di Papua tidakĀ bisa diselesaikan dengan pembangunan infrastruktur. Terlebih, ia mengatakan infrastruktur yang dibangun Presiden Joko Widodo (Jokowi) minus pusat industri dan ekonomi kreatif.
"Sementara sumber daya alam disedot oleh PT Freeport dan uang mengalirnya lebih banyak ke Jakarta. Sementara rakyat di Papua taraf hidupnya tidak mengalami perbaikan yang signifikan. Ini ketimpangan yang amat nyata," ucapnya kepada wartawan, Senin (26/8/2019).
Baca Juga: Papua Tetap Jadi Tuan Rumah PON 2020
Baca Juga: "Melayu, Dayak, Betawi, Madura, Papua, Bugis, Sasak, Aceh, Batak, Jawa, Adalah Orang Indonesia"
Lanjutnya, ia mengatakan terobosan Jokowi untuk meningkatkan perekonomian di Papua juga tidak tepat. Sebab, Jokowi lebih dahulu membangun infrastruktur dibanding ekonomi kreatif.
"Sementara yang ada sekarang, pusat industrinya belum ada perkembangan ekonomi yang kreatif, ekonomi yang baru juga belum ada, tapi pemerintah malah bikin prasarana. Jadinya kebalik nih," jelasnya.
Karena itu, ia mengaku tak heran jika infrastruktur di Papua terbengkalai. Sebab, menurutnya, penyelesaian permasalahan di Papua bukan dengan infrastruktur, melainkan perbaikan sumber data manusia, ekonomi, keadilan dan kesejahteraan.
"Ini yang memang masalah di Papua itu enggak bisa diselesaikan dengan infrastruktur saja," tukasnya.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Vicky Fadil