Indonesia dinilai memiliki potensi yang sangat besar untuk ekspor produk-produk halal ke negara-negara anggota Organisasi Kerja Sama Islam (OKI). Namun, peluang ini belum dimanfaatkan secara optimal.
Staf Ahli Bidang Hubungan Internasional Arlinda menyatakan, Indonesia akan mendorong ekspor produk halal dengan memanfaatkan keanggotaannya di OKI untuk meningkatkan akses pasar ke negara anggota lainnya, seperti Turki, Nigeria, Mesir, dan Uni Emirat Arab.
Dia menambahkan bahwa sejalan dengan upaya pemerintah dalam penurunan tarif bea masuk melalui perjanjian dagang dengan beberapa negara OKI, peluang ekspor produk halal juga harus lebih ditingkatkan.
Baca Juga: Tarif Bea Masuk Hambat Produk Indonesia Masuki Pasar Halal Negara OKI
"Produk halal Indonesia seperti produk pangan, obat-obatan, kosmetik, dan pakaian muslim adalah komoditas yang harus lebih ditingkatkan untuk memasuki pasar halal OKI. Untuk itu, Kemendag terus memastikan produk-produk tersebut siap memenuhi persyaratan halal negara anggota OKI," tegasnya melalui rilisnya, Senin (2/9/2019).
Asal tahu saja, jumlah muslim di dunia pada 2017 mencapai 1,8 miliar jiwa atau 24% dari total penduduk dunia dengan total pengeluaran sebanyak US$2,1 triliun dan terus meningkat setiap tahunnya. Sementara jumlah populasi muslim di negara anggota mencapai 1,3 miliar jiwa atau 80% dari total populasi muslim dunia.
Berdasarkan data yang diterbitkan Statistical, Economic, and Social Research and Training Centre for Islamic Countries (SESRIC), produk domestik bruto (GDP) negara anggota OKI tercatat sebesar US$15,8 triliun pada 2013. Nilai ini naik menjadi US$19,4 triliun pada 2017, dengan pertumbuhan ekonomi sebesar 4,1%.
Baca Juga: Aneh, Ekspor Pertanian Naik Tapi Kok Ribut-Ribut Impor Terus?
Pertumbuhan ini menunjukkan bahwa perekonomian keseluruhan negara anggota OKI relatif meningkat, walaupun dihadapkan dengan melonjaknya beberapa harga komoditas dan kondisi ekonomi internasional yang kurang stabil.
Sementara ekspor produk halal Indonesia ke negara anggota OKI di 2018 tercatat sebesar US$45 miliar atau 12,5% dari total perdagangan nasional yang mencapai US$369 miliar.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Rosmayanti
Tag Terkait: