Matinya babi secara massal di China membuat persediaan obat-obatan yang berbahan usus babi terganggu. Jutaan babi yang mati karena wabah demam babi Afrika memengaruhi obat untuk menghentikan pembekuan darah, heparin.
Informasi yang dilansir Bloomberg, American Society of Health-System Pharmacists menyebutkan anak perusahaan Fresenius SE Jerman yang merupakan salah satu produsen utama heparin telah membatasi alokasi obat karena ada indikasi kekurangan bahan baku.
Baca Juga: Menganal Akupresur, Pengobatan Tradisional China yang Ampuh Hilangkan Nyeri Persendian
Dari informasi yang sama, situasi China diperkirakan akan menyebabkan kendala pasokan bahan aktif farmasi secara global untuk periode yang belum bisa ditentukan. Obat yang merupakan obat kritis untuk pasien serangan jantung dan digunakan dalam operasi untuk menghentikan pembekuan darah ini sebagian besar pasokan bahan baku aktifnya dari China.
FDA melacak hal ini dan secara resmi menyatakan kekurangan produk. Sementara ini, ada kekurangan beberapa produk heparin.
Bloomberg melaporkan, seorang juru bicara dari agensi, Natha Arnold mengatakan bahwa Food and Drug Administration (FDA) Amerika Serikat telah memantau masalah ini sejak tahun lalu dan telah menindaklanjuti pemasok heparin.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Rosmayanti
Tag Terkait: