Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

China Tak Mau Ikut Campur dengan Kirim Pasukan Militer ke Hong Kong, Alasannya. . .

China Tak Mau Ikut Campur dengan Kirim Pasukan Militer ke Hong Kong, Alasannya. . . China telah menempatkan pasukan dan kendaraan militernya di dekat Hong Kong. | Kredit Foto: Foto/Istimewa
Warta Ekonomi, Hong Kong -

Aksi keras yang dilakukan massa demonstran di Hong Kong sampai saat ini sudah berlangsung selama tiga bulan. Aksi demonstrasi yang awalnya dipicu oleh penolakan terhadap rancangan undang-undang (RUU) ekstradisi itu kini berubah menjadi seruan reformasi demokrasi di Hong Kong.

 

Protes Hong Kong menandai tantangan populer terbesar pada pemerintahan Presiden China Xi Jinping sejak ia mengambil alih kekuasaan pada 2012. Para pemimpin di Beijing pun secara efektif menyerukan upaya penanganan krisis di Hong Kong. 

 

Menurut laporan menyatakan China telah menyiapkan pasukannya di dekat perbatasan Hong Kong. Beredar foto satelit terbaru diperoleh dari Maxar Technologies memperlihatkan puluhan kendaraan militer China ditempatkan di Pusat Olahraga Teluk Shenzhen, yang berbatasan dengan Hong Kong. 

 

Baca Juga: AS-China Cekcok dan Inggris-Eropa Cerai, Ibarat Sebuah Keluarga: Rupiah Korban Broken Home

 

Namun demikian, menurut Pemimpin Eksekutif Hong Kong Carrie Lam, kepemimpinan di Beijing menyadari potensi kerusakan pada reputasi China yang akan timbul dari pengiriman pasukan ke Hong Kong untuk memadamkan protes.

 

"Mereka tahu bahwa harganya akan terlalu besar untuk dibayar," katanya.

 

"Mereka peduli dengan profil internasional negara. Butuh waktu lama bagi China untuk membangun profil internasional semacam itu dan mengatakan, tidak hanya ekonomi besar tapi ekonomi besar yang bertanggung jawab, jadi mengabaikan semua perkembangan positif jelas bukan agenda mereka," tuturnya seperti dikutip dari Reuters, Selasa (3/9/2019).

 

Hal itu terungkap setelah sebuah rekaman audio pertemuan Lam dengan sekelompok pengusaha Hong Kong yang diperoleh Reuters. Namun ia mengatakan China bersedia "bermain lama-lama" untuk keluar dari kerusuhan, bahkan jika itu berarti penderitaan ekonomi bagi Hong Kong, termasuk penurunan dalam pariwisata dan kehilangan arus modal seperti penawaran umum perdana.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Abdul Halim Trian Fikri

Bagikan Artikel: