Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

Intelejen AS Khawatirkan Rudal Milik Korea Utara, Kenapa?

Intelejen AS Khawatirkan Rudal Milik Korea Utara, Kenapa? Kredit Foto: Foto/Istimewa
Warta Ekonomi, Washington -

Otoritas intelijen Amerika Serikat (AS) dan pakar independen percaya jika rudal baru Korea Utara memiliki kemampuan mengerikan. Menurut mereka, rudal baru Korut mampu menjangkau lebih jauh dan mampu bermanuver untuk menghujani pertahanan AS di kawasan Asia seperti dilaporkan oleh The New York Times.

 

Pendapat ini berbeda dengan pernyataan Presiden AS, Donald Trump, yang mengatakan jika rudal yang diuji coba Korut merupakan rudal standar dan bukan sebuah ancaman.

 

Diketahui Korea Utara telah menguji tiga varietas rudal baru pada sembilan kesempatan sejak Mei - versi rudal Iskander, rudal permukaan-ke-permukaan (ATACMS) sistem rudal taktis, dan peluncur roket multipel super besar. Dalam pengujian memperlihatkan kemampuan Korut untuk secara konsisten meluncurkan rudal berbahan bakar padat yang lebih mudah disembunyikan di pegunungan dan dapat dengan cepat dikerahkan pada peluncur bergerak dan ditembakkan sebelum AS dapat merespons.

 

Menurut Menteri Pertahanan Jepang, Takeshi Iwaya menegaskan, lintasan rudal Korut tidak teratur. Ini menjadi bukti jika program rudal Korut dirancang untuk mengalahkan sistem pertahanan yang telah dikerahkan Jepang, dengan teknologi AS, di laut dan di pantai. Rudal seperti itu, kata para ahli, dapat dirancang untuk membawa hulu ledak konvensional atau nuklir.

 

Rudal jarak dekat tidak hanya menempatkan Jepang dan Korea Selatan (Korsel) dalam bahaya, namun juga mengancam setidaknya delapan pangkalan AS di negara-negara tersebut uang menampung lebih dari 30 ribu tentara.

 

Baca Juga: Undang-Undang Ini Bikin Kim Jong-Un Kian Berkuasa di Korea Utara

 

“Ini diluncurkan mobile, mereka bergerak cepat, mereka terbang sangat rendah, dan mereka dapat bermanuver," ujar Vipin Narang, seorang profesor ilmu politik di MIT yang mempelajari kemajuan senjata Korut.

 

"Itu adalah mimpi buruk bagi pertahanan rudal. Dan itu hanya masalah waktu sebelum teknologi tersebut dimigrasikan ke rudal jarak jauh," imbuhnya seperti dikutip dari Independent, Rabu (4/9/2019).

 

Badan Intelijen Pertahanan mengatakan, diedarkan untuk pejabat di dalam pemerintah AS pada musim panas ini, memprediksi jika Korea Utara juga telah memproduksi bahan bakar yang cukup untuk sekitar selusin senjata nuklir baru sejak pembicaraan bersejarah di Singapura.

 

"Badan intelijen lain memiliki angka yang lebih konservatif," kata seorang mantan pejabat senior, tetapi semua menunjuk pada peningkatan bom.

 

Menurut informasi, Korea Utara sudah melakukan delapan uji coba rudal baru pada Mei, Juli dan Agustus. Menurut Pusat Studi Nonproliferasi, sebuah kelompok swasta yang berbasis di Monterey California, jangkauan maksimum rudal baru Korut adalah sekitar 430 mil.

 

Rudal yang dimiliki jika disempurnakan mampu menargetkan seluruh Korsel, termasuk setidaknya enam pangkalan AS, dan bagian Jepang, termasuk dua pangkalan besar.

 

Korea Utara melakukan debut jenis rudal baru pada akhir Juli dan awal Agustus, bersamaan dengan siste peluncur baru. Van Diepen, mantan pejabat tinggi AS tentang senjata pemusnah massal, menggambarkannya sebagai senjata generasi baru yang dapat menembakkan sejumlah rudal yang tidak diketahui secara bersamaan. Untuk diketahui, tipe yang lebih tua bisa menembakkan delapan rudal.

 

Pada tulisan di situs yang memantu Korut, North38, Diepen menyatakan bahwa kisaran rudal yang baru diuji adalah 155 mil atau 40 mil lebih jauh dari versi yang lebih lama. Ia mengatakan ini akan meningkatkan kemampuan Korut untuk melakukan serangan saturasi terhadap sasaran AS dan Korsel, yang juga dapat mengalahkan pertahanan antimisil.

 

Korea Utara menguji coba rudal baru ketiga sebanyak dua kali pada awal Agustus. Analis belum dapat memastikan kelebihan rudal tersebut.

 

Selanjutnya pada akhir bulan lalu, Korut juga menembakkan dua proyektil dari apa yang disebutnya sebagai peluncur roket ganda super besar. Vipin Narang mengatakan sistem itu tampak baru, mungkin sistem rudal keempat yang membuat debut pada tahun ini dan pengulangan dari beberapa peluncur roket.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Abdul Halim Trian Fikri

Tag Terkait:

Bagikan Artikel: