Belum lama ini, ada tanaman bajakah yang berada di Kalimantan membuat geger masyarakat. Hal tersebut dikarenakan adanya hasil penelitian siswi SMA dapat menyembuhkan kanker payudara. Penemuan itu sempat menjadi kontroversi di sejumlah kalangan. Namun sebenarnya ada tanaman lain dari Kalimantan yang menjadi perbincangan yaitu kratom.
Kratom yang memiliki nama latin Mitragyna speciosa merupakan pohon cemara tropis yang daunnya sejenis kopi. Selain di Kalimantan, tanaman kratom juga dapat ditemukan di Thailand, Myanmar, Malaysia, dan negara-negara Asia Selatan lainnya. Namun khasiat dari tanaman ini sudah dikenal di beberapa negara.
Baca Juga: Kurangi Asupan Kalori Secara Terukur Bisa Tingkatkan Kesehatan
Seperti yang diwartakan Healthline, Senin (2/9/2019), daun atau ekstrak daun kratom sering digunakan sebagai stimulan dan obat penenang. Kratom juga dimanfaatkan untuk mengobati nyeri kronis, penyakit pencernaan, dan sebagai jamu herbal untuk menyembuhkan pecandu narkoba dari ketergantungan opium.
Namun, sampai saat ini belum ada uji klinis untuk membuktikan bahwa kratom memiliki efek kesehatan. Hal itu pula yang membuat kratom belum disetujui untuk penggunaan medis di sejumlah negara. Di Indonesia, Badan Narkotika Nasional (BNN) hendak menjadikan kratom sebagai obat-obatan Golongan I.
Namun, berbeda dengan di Amerika Serikat di mana kratom dilegalkan dan dimanfaatkan sebagai obat alternatif. Pada dosis rendah, kratom bekerja seperti stimulan sehingga membuat penggunanya lebih berenergi, lebih waspada, dan merasa lebih ramah. Sedangkan pada dosis yang lebih tinggi, kratom digunakan sebagai obat penenang, menumpulkan emosi dan sensasi, serta memberikan efek euforia.
Bahan aktif utama kratom yaitu alkaloid mitragynine dan 7-hydroxymitragynine. Menurut bukti penelitian, alkaloid memberikan efek analgesik atau menghilangkan rasa sakit, anti-inflamasi, dan relaksasi otot. Karena itu, kratom sering digunakan untuk meredakan gejala fibromyalgia.
Kontroversial kratom untuk penggunaan medis, dibutuhkan penelitian klinis lebih mendalam. Penelitian dapat membantu mengidentifikasi efek berbahaya dan interaksi kratom dengan obat lain. Selain itu, penelitian juga dapat menentukan jumlah dosis yang efektif dan tidak berbahaya.
Namun, penggunaan kratom secara teratur dapat menyebabkan kecanduan, anoreksia, dan insomnia. Ada pula efek samping seperti mual, berkeringat, tremor, ketidakmampuan untuk tidur, dan halusinasi. Kratom juga dapat menyebabkan interaksi yang berpotensi mematikan dengan obat lain, atau bahkan obat-obatan.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Abdul Halim Trian Fikri
Tag Terkait: