Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

Ribut-Ribut KPAI VS PB Djarum, Pemerintah Cuma Nonton?

Ribut-Ribut KPAI VS PB Djarum, Pemerintah Cuma Nonton? Kredit Foto: Antara/Idhad Zakaria
Warta Ekonomi, Jakarta -

Anggota DPD RI Fahira Idris ikut merespons rencana PB Djarum yang akan mengehentikan audisi beasiswa bulu tangkis pada tahun 2020, karena diduga memanfaatkan anak-anak dan mempromosikan merek Djarum yang identik dengan rokok oleh Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI).

Ia mengatakan polemmik tersebut harus dicari jalan keluarnya. "Negara terutama pemerintah harus hadir memastikan agar polemik ini menemui jalan terbaiknya," katanya kepada wartawan, Senin (9/9/2019).

Baca Juga: Audisi PB Djarum Dihentikan, Abu Janda Sewot: Pawai ISIS Didiamkan!

Baca Juga: PB Djarum Pamit, YLKI Marahi Menpora

Lanjutnya, ia mengatakan bahwa pemerintah harus hadir menengahi persoalan ini. Sebab, menurutnya, pemerintah harus memastikan program pembibitan atlit bulutangkis tetap terus berjalan dan memastikan program ini tidak berpotensi melanggar regulasi terutama yang terkait dengan perlindungan anak.

Namun, ia mengatakan hingga detik ini peran dunia usaha masih sangat dibutuhkan untuk pengembangan olah raga nasional karena pemerintah punya banyak keterbatasan sumberdaya.

"Pemerintah harus jadi problem solver, punya terobosan dan cari jalan terbaik dari persoalan ini. Sumbangsih PB Djarum untuk bulu tangkis Indonesia tidak perlu diragukan. Namun, memang perkembangan undang-undang dan regulasi menuntut program audisi ini harus melakukan penyesuaian. Cobalah duduk bersama lagi dan pemerintah hadir sebagai penengah dan pemberi solusi. Saya yakin ada jalan keluar," ujarnya.

Lanjutnya, ia mengatakan apa yang terjadi saat ini adalah ujian sejauh mana pemerintah mampu menempatkan dirinya sebagai problem solver terhadap persoalan yang menjadi polemik hangat di masyarakat. Sumbangsih dunia usaha untuk perkembangan olah raga jangan abaikan, tetapi undang-undang dan regulasi juga harus jadi pijakan utama.

Menurutnya, kebuntuan persoalan ini membutuhkan pemecahan dan menghasilkan sebuah terobosan baru dan hal ini hanya bisa dilakukan oleh pemerintah karena mempunyai otoritas tertinggi.

"Bulu tangkis penting bahkan satu republik ini cinta bulutangkis. Tetapi memastikan regulasi perlindungan anak berjalan juga sangat penting karena itu amanat rakyat lewat undang-undang. Saya yakin persoalan bisa menemui jalan terbaiknya selama pemerintah tidak jadi penonton tetapi jadi problem solver," tukasnya.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Vicky Fadil

Bagikan Artikel: