Peneliti Founding Fathers House Dian Permata mengatakan rencana pemerintahan Presiden Joko Widodo (Jokowi) untuk menaikkan iuran BPJS Kesehatan, mencabut subsidi listrik 900 VA dan menaikan harga BBM, tak hanya membebani rakyat, melainkan akan berdampak buruk bagi dunia investasi.
Ia mengatakan rencana tersebut akan berdampak pada perekonomian di Indonesia. Dampak terbesarnya adalah kaburnya para investor dari Indonesia.
"Sedikit banyak pasti (dampak ekonomi). Kalau di politik itu ekonomi politik kan dua mata uang yang tidak bisa dipisahkan," ucapnya kepada wartawan, Selasa (10/9/2019).
Baca Juga: Untuk Pak Jokowi, Ada Titipan dari Pak SBY...
Baca Juga: Jelaskan Maksud Pidato SBY, AHY Bilang: Demokrat Nyata Dukung Jokowi
Lebih lanjut, ia mengatakan para investor membutuhkan kestabilan situasi politik, maupun suasana masyarakat yang kondusif.
"Saya khawatir ada 33 perusahaan China yang kabur dari Indonesia, katakanlah. Jangan-jangan itu terstimulasi dari situasi nasional kita yang tidak kondusif menurut mereka. Sudut pandang orang ekonomi kan gitu," katanya.
Sehingga, sebelum pemerintah mengeluarkan pernyataan yang berpotensi muncul penolakan dari rakyat, harus benar-benar dikaji terlebih dahulu.
"Perusahaan asing itu mau investasi kan butuh banyak jaminan. Mulai dari keadaan, hukum, situasi nasional, dan wajah kabinet. Terus statement dari pembuat kebijakan apakah memang layak atau tidak, apakah visibel atau tidak, apakah proper atau tidak. Semua saling berkait," tukasnya.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Vicky Fadil