Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

Komitmen Pengembangan Portofolio Domestik

Komitmen Pengembangan Portofolio Domestik Direktur Utama PT Pertamina (Persero), Nicke Widyawati. | Kredit Foto: Muhamad Ihsan
Warta Ekonomi, Jakarta -

Berdasarkan pemaparan dalam Silaturahmi Direksi PT Pertamina (Persero) dengan Pemimpin Redaksi Media di Jakarta, beberapa waktu lalu, diketahui bahwa terdapat beberapa pengembangan portofolio domestik yang direncanakan oleh Pertamina, di antaranya yaitu Raja/Pendopo Working Area, West Ganal, Corridor Block, Jambaran Tiung Biru Project.

Dalam pengembangan portofolio Raja/Pendopo Working Area, diketahui bahwa PT Pertamina Hulu Energi (PHE) mendapatkan kepemilikan saham sebesar 100% dengan perpanjangan kontrak selama 20 tahun di WK Raja-Pendopo. Perpanjangan kontrak tersebut mengacu kepada skema gross split yang sudah diterapkan oleh pemerintah. WK Raja/Pendopo saat ini memiliki luas wilayah 531.28 km2 yang terdiri dari 12 sumur produksi dan tiga sumur injeksi.

Sementara dalam pengembangan West Ganal, Pertamina mengungkapkan bahwa Konsorsium Pertamina bersama Eni Indonesia Limited dan Neptune Energy West Ganal B.V mendapatkan pengelolaan Blok West Ganal yang yang diperkirakan masih memiliki kandungan gas lebih dari 600 BSCF.

Selain itu, konsorsium juga berkomitmen untuk melakukan eksplorasi melalui kegiatan studi G&G, Sesmik 2D sepanjang 600km dan Sesmik 3D seluas 600 kmĀ², serta pengeboran empat sumur eksplorasi.

Baca Juga: Kontrak Sinergi Pertamina Group Tembus Rp3,5 Triliun

Bagi pengembangan Corridor Block, pemerintah menyetujui kenaikan hak partisipasi (participating interest) dari yang sebelumnya sebesar 10% menjadi 30% kepada Pertamina. Production Sharing Contract (PSC) untuk Corridor Block ini akan berlaku selama 20 tahun dan efektif mulai tanggal 20 Desember 2023 dengan menggunakan skema gross split. Untuk tiga tahun pertama, Conoco Philips akan menajdi operator dan untuk 17 tahun berikutnya Pertamina yang akan memiliki hak untuk mengelola.

Corridor Block itu sendiri terletak di Sumatera Selatan dan terdiri dari lapangan gas produksi yang besar. Total penjualan gas untuk 2018 sekitar 850 mmcfd. Saat ini Corridor PSC dioperasikan oleh Conoco Philips (54%), bersama dengan Repsol Oil & Gas Canada (36%), dan Pertamina Hulu Energi (10%).

Di posisi lain, Pertamina EP Cepu yang merupakan anak usaha dari Pertamina, mendapatkan pendanaan senilai USD1.85 billion dari konsorsium yang terdiri dari 12 bank untuk membiayai proyek Jambaran Tiung Biru (JTB).

Proyek JTB tersebut akan mengelola cadangan gas sekaligus konstruksi dan operasi untuk fasilitas produksi gas dan jaringan pipa di Jawa Timur. Proyek in memiliki tingkat kapasistas produksi 192 MMSCFD and cadangan gas sebesar 2.5 trillion cubic feet (TCF). JTB ini ditargetkan dapat beroperasi pada 2021.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Cahyo Prayogo

Bagikan Artikel: