Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

Katanya Tak Punya Beban, Harusnya Jokowi Gak Cuma Resmikan Pabrik Esemka

Katanya Tak Punya Beban, Harusnya Jokowi Gak Cuma Resmikan Pabrik Esemka Presiden Joko Widodo (kanan) bersama Menteri Perindustrian Airlangga Hartarto (kanan kedua) mencoba salah satu produk mobil keluaran pabrik mobil Esemka saat meresmikan pabrik mobil PT. Solo Manufaktur Kreasi (Esemka) di Boyolali, Jawa Tengah, Jumat (6/9/2019). Pabrik mobil Esemka dengan nilai investasi sebesar Rp600 miliar tersebut dapat memproduksi mobil mencapai 18 ribu unit per tahun atau 1.500 unit per bulan. | Kredit Foto: Antara/Aloysius Jarot Nugroho
Warta Ekonomi, Jakarta -

Ketua DPP Partai Keadilan Sejahtera (PKS), Mardani Ali Sera mengatakan bangsa Indonesia tak sekedar membutuhkan perakitan mobil dan motor melainkan industri mobil dan motor nasional.

Hal tersebut dikatakan seiring peresmian pabrik otomotif Esemka oleh Presiden Joko Widodo (Jokowi) di Boyolali.

"Tetapi dalam pernyataannya Presdir PT Esemka menyatakan perusahaan itu bukan mobil nasional, melainkan hanya perusahaan swasta nasional yang memproduksi mobil nasional di Indonesia," cuitnya, seperti yang dikutip, Selasa (10/9/2019).

Baca Juga: Jokowi Ajak Masyarakat Doakan Kesembuhan Habibie

Baca Juga: Pak Jokowi, Jangan Malu Kalau Esemka Dijadikan Mobil Dinas

Lanjutnya, ia mengatakan ketika berbicara industri mobil dan motor nasional, maka harus berbicara penguasaan ilmu pengetahuan dan teknologi. Ia mengatakan untuk membangun industri tersebut, setidaknya ada 3 langkah strategis yang perlu dilakukan oleh Jokowi.

Pertama, harus dibangun pusat litbang motor dan mobil nasional. Penguasaan iptek ini menjadi syarat utama ketika pemerintah sungguh-sungguh mengembangkan industri dalam negeri.

Kemudian menyiapkan SDM, infrastruktur, dan ekosistem mata rantai industri mobil dan motor nasional dari hulu ke hilir.

"Saya menilai akar masalah lemahnya daya saing industri nasional kita saat ini adalah kandungan impor sangat tinggi, bahan baku antara industri kita," tegasnya.

Dan terakhir, perlu menyiapkan payung hukum yang melindungi dan menjamin terlaksananya peningkatan daya saing melalui proses upgrading secara terus-menerus.

"Sekaligus memangkas aturan-aturan dan birokrasi yang menghambat tumbuhnya proses inovasi dan industrialisasi selama ini," ujarnya.

Ia pun berharap di periode kedua masa pemerintahannya, Jokowi serius membangun industri mobil dan motor nasional, bukan sekadar meresmikan pabrik perakitan mobil atau motor. S

"Sebagai Presiden RI di periode kedua, Pak Jokowi sebenarnya sudah tidak ada beban lagi. Kalau bukan di periode kedua ini, kapan lagi?" tukasnya.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Vicky Fadil

Bagikan Artikel: