Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

Talas Beku Sulsel Tembus Pasar Ekspor Jepang

Talas Beku Sulsel Tembus Pasar Ekspor Jepang Kredit Foto: Kementan
Warta Ekonomi, Makassar -

Kementerian Pertanian (Kementan) melalui Badan Karantina Pertanian (Barantan) kembali melepas pengiriman perdana talas beku ke Jepang sebanyak 8,85 ton.

Kepala Barantan, Ali Jamil, mengatakan pihaknya tidak hanya mensertifikasi produk mentah namun juga memastikan produk pertanian olahan baik hewan maupun tumbuhan yang dikirim aman dan layak untuk dikonsumsi.

"Untuk ekspor point pentingnya adalah pemenuhan standar sanitary and phytosanitary measure atau SPS dari negara tujuan," terang Jamil yang melepas ekspor sekaligus lakukan kunjungan kerja ke Intalasi Karantina Tumbuhan di gudang pemilik eksportir, Minggu (15/9/2019).

Upaya tersebut menurutnya telah dikombinasikan dengan berbagai kebijakan dan inovasi layanan perkarantinaan guna makin mempermudah dan mempercepat proses ekspor. Seperti sistem OSS, peta komofitas pertanian ekspor iMace, sistem pemeriksaan In Line Inspection, sertifikat elektronik e-cert dan program peningkatan jumlah eksportir baru yaitu Agro Gemilang atau kepanjangan dari Ayo Galakkan Ekspor, Generasi Milenial Bangsa.

Baca Juga: Tingkatkan Ekspor, Kementan Kirim Petani Milenial Magang di Taiwan

"Ini bisa lebih efektif, sehingga kontainer tidak perlu lagi diperiksa di pelabuhan," terang Jamil.

Sementara itu, Andi Yusmanto, Kepala Karantina Pertanian Makassar menjelaskan bahwa selama tahun 2019, terdapat 15 eksportir baru  dari total 35 eksportir selama 2019 yang mengekspor berbagai komoditas pertanian seperti umbi porang, manggis, durian, mangga, markisa dan vanili. Dan kini bertambah satu perusahaan pengekspor umbi talas yaitu PT. Tridanawa Perkasa Indonesia.

"Kita harus jaga dan kembangkan pertumbuhan ekspor ini dengan 3K yaitu dengan menjaga kualitas, menambah kuantitas dan menjaga kontinuitasnya," imbuh Ka Barantan.

Peluang Ekspor Talas

Berdasarkan keterangan, potensi pasar ekspor ke Jepang cukup besar. Kementerian Pertanian mengungkapkan bahwa kebutuhan talas beku untuk pasar jepang sekitar 380 ribu ton per tahun dan potensi suplai dari Indonesia baru dapat memenuhi 310 ribu ton yang berasal dari dalam negeri Jepang dan Tiongkok. Masih ada kekurangan 70 ribu ton per tahun, ini potensi ekspor yang dapat digarap.

Baca Juga: Kementan Getol Terapkan Modernisasi Pertanian

Di Jepang, talas beku ini digunakan sebagai pengganti beras dan kentang. Karakternya yang tinggi protein dan kalori tetapi rendah karbohidrat membuat umbi talas digemari masyarakat Jepang.

Mr. Hirotaka Aoki, Business Development Japanese Customers Yield Management dari pihak pelayaran menyampaikan bahwa ia berharap pengiriman ini adalah kali pertamanya. Namun ia berharap eksportasi ini bisa berjalan secara kontinyu ke Jepang.

Abdul Hayat, Sekda Provinsi Sulsel, yang juga hadir dan melepas ekspor mengapresiasi semua pihak. Ia senang, karena melalui peningkatan ragam komoditas pertanian ekspor tersebut, selain berdampak positif pada peningkatan pendapatan daerah, juga menjadi nilai tambah bagi petani dan masyarakat Sulawesi Selatan.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Kumairoh

Bagikan Artikel: