Industri rokok tengah dihadapkan dengan sentimen negatif berupa kebijakan naiknya cukai rokok sebesar 35% yang telah mendapat persetujuan dari Presiden Jokowi pada akhir pekan lalu, Jumat (13/09/2019). Kendati kebijakan itu baru diberlakukan pada 01/01/2020 mendatang, efeknya terhadap industri rokok mulai terasa sejak saat ini.
Efek yang paling mencolok atas hal itu, yakni pergerakan saham emiten rokok yang terbakar di perdagangan bursa pada Senin (16/09/2019) hari ini. Dua emiten rokok nasional, yakni PT Gudang Garam Tbk (GGRM) dan PT HM Sampoerna Tbk (HMSP) bahkan bertengger di posisi teratas sebagai saham dengan net sell paling tinggi.
Baca Juga: Investor Bakar Saham Gudang Garam dan HM Sampoerna, Resah Soal Keputusan Pak Jokowi Ya?
Tekanan jual atas saham GGRM membukukan net sell sebesar Rp220,8 miliar sehingga membuat saham GGRM terkoreksi 17,81% ke level Rp56.550 per saham di jeda siang. Sementara itu, untuk saham HMSP net sell yang dibukukan mencapai Rp172,8 miliar dengan koreksi saham sebesar 17,14% ke level Rp2.320 per saham.
Mirisnya lagi, tekanan tersebut pun berdampak lebih luas lagi terhadap aktivitas perdagangan saham di BEI, khusunya bagi pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan. Menurut Direktur Perdagangan dan Pengaturan Anggota Bursa BEI, Laksono Widodo, tekanan jual terhadap saham emiten rokok menjadi sentimen pula bagi IHSG.
Baca Juga: Timur Tengah Diserang, Rupiah Menjerit!
"Ada pressure jual ke perusahaan rokok yang merupakan konstituen besar di IHSG karena rencana kenaikan cukai tahun depan," jelasnya seperti dikutip dari CNBC, Jakarta, Senin (16/09/2019) siang.
Benar saja, pada penutupan sesi I, IHSG terkoreksi signifikan sebesar 1,82% ke level 6.219,28. Bahkan, beberapa waktu lalu, IHSG amblas hingga level terendahnya di 6.197,78. Hal itu menjadi efek domino dari aksi jual asing di awal pekan ini.
Baca Juga: Alasan Baik Pemerintah di Balik Kenaikan Cukai Rokok
Bursa mencatat, akumulasi nilai asing jual bersih di bursa dalam setengah hari ini saja mencapai Rp484,74 miliar atau setara dengan Rp1,31 triliun dalam sepekan terakhir. Pergerakan saham pun didomniasi oleh saham yang melemah, yakni ada 107 saham naik, 274 saham turun, dan 132 saham lainnya stagnan.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Lestari Ningsih
Editor: Lestari Ningsih