Stunting adalah masalah kurang gizi kronis yang disebabkan oleh asupan gizi yang kurang dalam waktu cukup lama akibat pemberian makanan yang tidak sesuai dengan kebutuhan gizi. Stunting terjadi mulai janin masih dalam kandungan dan baru nampak saat anak berusia dua tahun.
Kekurangan gizi pada usia dini meningkatkan angka kematian bayi dan anak, menyebabkan penderitanya mudah sakit dan memiliki postur tubuh tak maksimal saat dewasa. Kemampuan kognitif para penderita juga berkurang, sehingga mengakibatkan kerugian ekonomi jangka panjang bagi Indonesia.
Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) melalui Direktorat Jenderal Penguatan Daya Saing Produk Kelautan dan perikanan (PDSPKP) bersama dengan Wakil Bupati Lombok Barat, Dinas Kesehatan, Dinas Kelautan dan Perikanan Provinsi, dan Ketua Forum Peningkatan Konsumsi Ikan (Forikan) Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB), melaksanakan kegiatan Safari Gerakan Memasyarakatkan Makan Ikan (Gemarikan).
Baca Juga: Potensi Besar UMKM Kelautan dan Perikanan
Bertempat di Puskesmas Penimbung, Kabupaten Lombok Barat, NTB, Selasa (17/9/2019) kemarin, dilaksanakan kampanye Gemarikan untuk penanganan dan intervensi terhadap stunting melalui kegiatan edukasi tentang manfaat mengonsumsi ikan bagi tumbuh kembang anak dan pada 1000 HPK (Hari Pertama Kehidupan).
Dalam kegiatan tersebut juga dilakukan makan ikan bersama dan penyerahan paket Gemarikan yang berisi olahan ikan bagi masyarakat sekitar.
Direktur Pemasaran PDSPKP, Machmud menjelaskan, kegiatan ini bertujuan untuk memberi edukasi mengenai manfaat ikan dan kandungan gizinya khususnya kepada ibu hamil, ibu menyusui, dan wanita usia produktif yang terkait langsung dengan 1000 HPK.
Baca Juga: Menteri Susi Dorong Digitalisasi UMKM Kelautan dan Perikanan
Menurutnya, ikan sangat menentukan perkembangan otak dan kesehatan anak. Begitu juga bagi peserta anak-anak dari SDN 01 Desa Mambalan yang pernah terkena bencana gempa bumi tahun 2018.
“Data KKP menunjukan bahwa konsumsi ikan di Lombok Barat relatif masih kecil yaitu hanya sebesar 25,49 kg per kapita di tahun 2018, sedangkan angka konsumsi ikan Provinsi NTB di tahun yang sama sudah mencapai 46,02 kg/kapita. Lombok Barat masih harus terus memacu peningkatan konsumsi ikannya,” kata dia belum lama ini.
Upaya pemerintah mendorong peningkatan konsumsi ikan mulai menunjukkan hasil. Wakil Bupati Lombok Barat, Sumiatun menyampaikan, kasus stunting di Lombok Barat mengalami penurunan. Kasus stunting di Lombok Barat tahun 2017 yang mencapai 49,8 persen, menurun menjadi 25,2 persen pada tahun 2019. Untuk itu menurutnya pihaknya akan memperluas upaya penanganan stunting ini.
“Penanganan stunting tahun 2018 di 10 lokasi, kami perluas menjadi 21 lokasi pada tahun 2019. Target Lombok Barat bebas stunting tahun 2024,” kata dia.
Baca Juga: KKP Gandeng JICA Wujudkan Koperasi Sektor Kelautan dan Perikanan Mandiri
Upaya penanganan stunting ini menurutnya dilakukan dengan menginstruksikan Kepala Desa/Lurah dan Camat untuk menyediakan menu ikan di acara keagamaan, mengadakan lomba masak serba ikan tingkat desa dan kecamatan, serta akan mewajibkan sekolah-sekolah mengadakan kegiatan makan bersama menu ikan minimal satu kali dalam seminggu.
Sementara itu, Ketua Forikan Provinsi NTB, Niken Saptarini menyampaikan bahwa stunting di wilayah NTB masih terdapat di 10 kabupaten/kota. Lombok Barat menempati urutan ke-3 setelah Lombok Timur dan Dompu.
Berbagai upaya telah telah dilakukan untuk penanganan stunting yaitu dengan mengadakan edukasi di Posyandu (kelas ibu, kelas gizi, dan kelas balita), pemberian makan ikan kepada anak sekolah 1 kali per minggu, dan menetapkan wajib makan ikan 1 hari dalam satu minggu.
Baca Juga: DanaLaut Siap Fasilitasi Pembiayaan UKM Kelautan Rp50 Miliar
Wartini, salah satu peserta yang hadir mengaku sangat antusias terhadap kegiatan edukasi ini karena disampaikan dengan cara yang menarik dan tidak membosankan. Ibu yang tengah hamil ini juga menyebut penjelasan disampaikan petugas secara lugas, diselingi dengan games dan lagu.
"Kami sangat bersyukur Lombok Barat ini menjadi salah satu daerah yang dipilih untuk kegiatan ini. Saya jauh-jauh datang ke sini naik motor sendiri karena penasaran ingin ikut kegiatan ini,” jelasnya.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Yosi Winosa
Editor: Muhammad Syahrianto