Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

Seumur-Umur Ogah Salat Istisqo, UAS: Pembakar Hutan Itu Harus Digantung di Monas, Ditembak!

Seumur-Umur Ogah Salat Istisqo, UAS: Pembakar Hutan Itu Harus Digantung di Monas, Ditembak! Kredit Foto: Antara/Feny Selly
Warta Ekonomi, Jakarta -

Kebakaran hutan di Sumatera dan Kalimantan yang berdampak pada jutaan warga turut menjadi perhatian dari Ustaz Abdul Somad. Nah guys, ustaz yang akrab dipanggil UAS itu bilang, kasus kebakaran hutan dan lahan yang terjadi saat ini adalah sebuah kesengajaan, hutan dan lahan dibakar bukan kebakaran hutan. Nah lho!

Untuk itu, UAS pun enggan saat dimintai tolong melaksanakan Salat Istisqa atau salat untuk minta hujan. Sebab menurutnya kejahatan pembakaran hutan harus dilawan dengan hukum tegas bukan dengan Salat Istisqa. 

Baca Juga: Video Viral! Tampilan Langit Jambi Bak Merah Darah Bikin Ngeri!

"Saya seumur-umur tak pernah Salat Istisqo, tak pernah. Sekalipun tak pernah. Bebuih mulut orang minta saya Salat Istisqo, ndak. Karena saya tahu ini bukan kebakaran tapi dibakar. Ini kejahatan," ujar UAS dalam ceramah di Kepualauan Riau pada 17 September 2019, yang diunggah akun YouTube FSRMM Riau.

UAS geram dengan kelakuan pembakar hutan yang menyengsarakan masyarakat. Saking geramnya, menurut UAS perlu hukuman keras dan tegas bagi pembakar hutan. UAS sampai-sampai menganalogikan hukuman berat bagi pembakar hutan adalah dipermalukan di muka umum. 

Baca Juga: Sering Dilanda Karhutla, BPBD Majalengka Alami Krisis. . . .

"Pembakar-pembakar ini musti digantung di...di Monas, ditembak," ujarnya. 

Siapa sih yang enggak geram dengan kelakuan pembakar hutan yang nyusahin banget kan. Makanya, UAS membandingkan hukuman berat bagi pengedar sabu dan pembakar hutan. Dia bertanya kepada jemaah, jika pengedar sabu rakyat setuju ditembak, bagaimana dengan pembakar hutan?

"Kalau pengedar sabu yang mati yang sakau yang beli sabu. Kalau yang membakar hutan, bayi-bayi kena ISPA, orangutan ikut jadi korban, ular sampai cucunya ular. Ini kejahatan luar biasa," kata dia. 

Baca Juga: 4 Klarifikasi Ustaz Abdul Somad Soal Ceramah Salib

UAS menuding pembakar hutan ini tak melibatkan individual saja sebab kasus ini sudah terjadi sejak dulu dan terus terjadi sampai kini. 

"Siapa ini? Ini bukan orang per orang. karena dari dulu nenek moyang kita mau nanam padi bakar hutan. Tapi kenapa tak berasap zaman dulu, karena ini pembakarannya adalah corporate. Karena memang orangnya jahat luar biasa, makanya tak bisa dilawan dengan Istisqa. Harus dilawan dengan penegakan hukum yang tegas," ujarnya.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Lestari Ningsih

Bagikan Artikel: