Dulu perusahaan-perusahaan barang konsumen multi-nasional bisa dengan cepat meraup kesuksesan di Asia Tenggara. Saat ini pasar berubah secara tidak terduga, tapi perusahaan-perusahaan ini malah sering tidak siap menghadapi kenyataan.
Di sisi lain, banyak perusahaan regional diuntungkan karena mereka memahami terkait preferensi dan perilaku konsumen, serta mampu menghadapi perubahan pasar secara gesit.
Menurut Ara Gopal, Kepala Solusi Produk Konsumen & Ritel di Anaplan, apa yang membedakan perusahaan-perusahaan multinasional (MNC) ini di pasar kompetitif ini bukan hanya produk mereka, tetapi juga bagaimana mereka membawa produk-produk itu ke pasar.
"Contohnya, berbagai perusahaan lokal di Asia, misal Alfamart di Indonesia, mengalami pertumbuhan yang signifikan karena merek-merek ini 'terbiasa dengan kebutuhan emosional dan fungsional konsumen', gesit dalam model bisnis yang menghasilkan aksesibilitas harga yang lebih baik, dan lebih nyaman bagi konsumen," kata dia melalui keterangan tertulisnya belum lama ini.
Baca Juga: Ingin Terus Tumbuh di Asia? 3 Tren Ini Harus Diperhatikan Perusahaan FMCG
Sementara MNC umumnya menangani masalah ini, perusahaan-perusahaan dalam kategori barang-barang konsumen yang bergerak cepat (FMCG), seperti makanan, minuman, dan produk-produk perawatan rumah, menghadapi persaingan yang lebih ketat untuk menarik konsumen.
Dalam beberapa kasus, konsumen Asia Tenggara menunjukkan preferensi yang lebih besar untuk barang lokal tertentu daripada pasar global lainnya. Contoh, pada 2018, 20 dari 50 merek FMCG teratas yang dibeli pelanggan di Filipina adalah perusahaan lokal.
Lantas, bagaimana MNC bisa memenangakan pasar Asia Tenggara?
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Rosmayanti
Tag Terkait: