Kebakaran hutan dan lahan (karhutla) yang terjadi di wilayah Sumatera dan Kalimantan diklaim perlahan mulai turun alias padam. Hal tersebut dikarenakan penerapan teknologi modifikasi cuaca (TMC) atau hujan buatan.
Kepala Balai Besar Teknologi Modifikasi Cuaca (BBTMC) Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT) Tri Handoko Seto mengatakan pihaknya telah menerapkan TMC dengan mengerahkan pesawat di langit Kalimantan Barat, Kalimantan Tengah, Kalimantan Selatan, Riau, Sumatera Selatan, dan Jambi.
"Pesawat itu kerja dari pagi sampai sore dan hasilnya Kalbar sudah terjadi hujan dengan intensitas hujan yang merata. Kira-kira 70 juta m³. Kemudian Palangkaraya juga hujan walau belum merata di Kalbar. Oleh karena itu, kita akan terus bekerja," papar Tri Handoko di Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan, Selasa (24/9/2019).
Baca Juga: Kenapa Tahun 2018 Gak Ada Karhutla?
Lanjutnya, untuk wilayah Sumatera juga telah terjadi hujan tepatnya di beberapa wilayah seperti Riau dengan jumlah hujan 30 Juta m³. "Untuk Riau sudah terjadi hujan banyak, jumlah hujan 30 juta m³. Jambi juga hujan, dan hari ini Palembang juga sudah hujan," paparnya.
Di mana diketahui, saat ini pesawat yang dioperasikan untuk penerapan TMC adalah sebanyak empat unit pesawat. Namun, rencananya akan melakukan penambahan satu unit pesawat lagi untuk mempercepat proses tersebut.
Buah hasil dari adanya hujan buatan ini, Tri Handoko mengklaim telah mengurangi titik karhutla. Bahkan, menurutnya sampai akhir bulan ini (30 September 2019) kebakaran yang menghasilkan asap pekat akan menurun cukup signifikan.
"Sekarang kita sedang merancang hujan buatan dengan empat pesawat dan besok akan ditambah satu pesawat sehingga ada total ada lima pesawat yang kita kerahkan. Sampai akhir bulan setidaknya ada pengurangan asap signifikan," pungkasnya.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Bambang Ismoyo
Editor: Cahyo Prayogo
Tag Terkait: