- Home
- /
- New Economy
- /
- CSR
Indonesia Darurat Asap, Rumah Zakat Kerahkan 150 Personel ke Lokasi Bencana
Kemarau panjang tak hanya berdampak pada kekeringan dan kekurangan air bersih, tapi juga pada risiko kebakaran hutan dan lahan (karhutla). Berdasarkan data BNPB, hingga 14 September 2019, karhutla terparah dialami oleh 6 provinsi, yaitu Kalimantan Barat, Kalimantan Timur, Kalimantan Selatan, Sumatera Selatan, Jambi, dan Riau.
Di Kalimantan Barat terdapat 431 titik panas, Kalimantan Tengah terdapat 1.651 titik panas, Kalimantan Selatan terdapat 279 titik panas, Sumatera Selatan terdapat 367 titik panas, Jambi terdapat 287 titik panas sedangkan Riau terdapat 372 titik panas.
Baca Juga: Dampak Asap Karhutla, 4 Pesawat Ini Tunda Pendaratan di Pekanbaru
Semakin banyaknya titik api ini menyebabkan kabut asap semakin pekat sehingga kualitas udara menjadi buruk dan bahkan berbahaya. Riau menjadi daerah dengan status kualitas udara berbahaya sedangkan Sumatera Selatan, Jambi, Kalimantan Tengah, Kalimantan Barat, dan Kalimantan Selatan kualitas udara sedang.
Nur Efendi, Chief Executive Officer (CEO) Rumah Zamat, mengungkapkan bahwa Rumah Zakat Action melakukan beberapa tindakan untuk turut menanggulangi karhutla. Sejak Agustus 2019, Rumah Zakat Action telah menurunkan sedikitnya 150 personel relawan untuk melakukan pemadaman api di beberapa titik kebakaran lahan bersama satgas gabungan.
“Selain aksi itu, Rumah Zakat juga mendorong masyarakat agar bareng-bareng lakukan salat Istisqo minta hujan. Kalu hujan turun di titik itu akan sangat membantu,” ungkap Nur Efendi.
Baca Juga: 6 Juta Warga Riau Terdampak Kabut Asap
Selanjutnya, untuk menciptakan aksi yang lebih sustainable, menurut Nur Efendi, Rumah Zakat juga merekomendasikan kepada pemerintah untuk membuat kanal air dan sumber air di titik-titik yang rawan kebakaran. Dengan demikian, ketika terjadi kebakaran akan memudahkan dalam upaya pemadaman.
Nur Efendi juga mengungkapkan, 99% kebakaran akibat ulah manusia. Bahkan, ada beberapa perusahaan yang berkontibusi terjadinya kebakaran. Menurutnya, seharusnya ada regulasi agar pelaku dan penyebab kebakaran ditindak tegas sehingga mendapat efek jera.
“Selain itu, juga melakukan edukasi masyarakat untuk menjaga lingkungan dengan baik, jangan dibakar, dan kalau kebakaran bagaimana menanganinya,” jelas Nur Efendi.
Baca Juga: Meluas, Tempat Wisata di Phuket Thailand Diselimuti Kabut Asap
Murni Alit Baginda, Chief Program Officer Rumah Zakat, menambahkan bahwa Rumah Zakat juga menyiagakan pos darurat kabut asap, armada ambulans, serta tim medis bagi warga 5 kota, yaitu Pekanbaru, Pontianak, Palembang, Medan, dan Batam.
Adapun layanan yang diberikan adalah ruang steril asap, masker berkualitas, pemeriksaan kesehatan dan obat-obatan. Tak hanya itu, Rumah Zakat juga menyelenggarakan salat Istisqo bersama masyarakat Pekanbaru serta membagikan lebih dari 10.000 masker kepada masyarakat di Kota Pontianak, Pekanbaru, Samarinda, Batam, dan Padang.
"Hingga keadaan membaik, kami akan terus berupaya memberikan penanganan langsung berupa pengiriman relawan untuk melakukan pemadaman api, menyiagakan pos darurat, distribusi masker, penyediaan, dan sosialisasi safe house hingga penyediaan logistik dan BBM bagi para petugas pemadam kebakaran" ujar Murni.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Agus Aryanto
Editor: Lestari Ningsih