Kus, salah satu wanita tani sorgum di Desa Raji, Kecamatan Demak, mengatakan pada umumnya petani di daerahnya memproduksi sorgum sebagian dijual dan sebagian laginya digunakan untuk menjadi benih. Penanaman sorgum menggunakan sistem tunggal atau per satu lubang diberikan benih sorgum sebanyak 4 sampai 5 biji.
Cara pembenihannya juga mudah, yakni sorgum yang sudah dipanen cukup dijemur terlebih dahulu kemudian pisahkan semua biji sorgum dari tangkainya, selanjutnya dijemur kembali supaya kering dan disimpan dibotol mineral.
Baca Juga: Pasar Ekspor Terbuka Lebar, Kementan Rangsang Pengembangan 'Si Beneng' Asal Banten
"Setelah musim tanam tiba, biji sorgum siap untuk ditanam. Satu lubang diisi sekitar empat sampai lima biji per lubang. Jika terlalu banyak maka nanti khwatirnya batang rumputnya akan kecil-kecil. Dipupuk dengan menggunakan urea sebanyak dua kali, di mana pada satu musim tanam sekitar tiga kuwintal atau sama dengan 300 kilogram," ujar Kus saat berdialog dengan Suwandi.
"Tanaman ini hanya cukup menggunakan pupuk urea saja. Simpel pak, dipupuk seperti jagung terus dalam waktu tiga bulan sudah bisa dipanen, pupuknya cukup urea, hamanya burung, serta ulat," lanjutnya.
Terkait pemasaran sorgum, Kus mengaku sangat mudah dipasarkan karena pembeli datang langsung ke petani. Hingga kini sudah terdapat empat pedagang yang sudah menjadi langganan sehingga pasarnya tidak sulit.
"Kalau sudah di lapangan, petani tidak usah ke lapangan lagi. Kami menunggu di rumah nanti ditelepon dan suruh langsung ditimbang serta langsung terima uang. Tukang panen tidak perlu repot juga, jika sudah selesai panen maka pembeli akan langsung segera datang dan sudah bisa terima duit. Harganya bagus," ucapnya.
Kus menambahkan setelah musin hujan turun yakni musim tanam I, lahan yang ditanami sorgum ini akan ditanami tumpang sari bawang merah dan padi. Pada musim tanam II juga ditanami bawang merah dan padi.
"Dan baru di musim tanam III ditanami sorgum dan hasilnya sudah bisa dihitung jelas hasilnya. Jadi di sini di areal Kecamatan Demak Desa Raji tanamannya tumpang sari," jelasnya.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Cahyo Prayogo
Editor: Cahyo Prayogo
Tag Terkait: