Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

Serangan Houthi Akan Dilancarkan Jika Saudi Tak Tanggapi...

Serangan Houthi Akan Dilancarkan Jika Saudi Tak Tanggapi... Prajurit Houthi di kota Sanaa, Yaman. | Kredit Foto: Reuters
Warta Ekonomi, SANAA -

Arab Saudi bakal menjadi sasaran serangan terbaru kelompok pemberontak Houthi Yaman. Namun serangan tersebut baru akan dilancarkan jika Riyadh tidak menanggapi seruannya untuk menghentikan permusuhan.

"Persiapan besar-besaran sedang dilakukan untuk serangan tidak terbatas dan kuat, yang akan cukup untuk menghancurkan agresor jika upaya damai dan dialog tidak membawa kesuksesan," kata Dewan Politik Tertinggi Houthi dalam sebuah pernyataan seperti dikutipĀ Sputnik dari saluran TV Almasirah, yang dikendalikan kelompok itu, Kamis (3/10/2019).

Dewan Politik Tertinggi Houthi mencatat bahwa serangan baru-baru ini terhadap fasilitas minyak Saudi hanyalah puncak gunung es dibandingkan dengan kemampuan pemberontak.

Baca Juga: Serangan Kilang Minyak Arab Saudi, Vladimir Putin: Iran Difitnah!

Pada pertengahan September, Houthi mengklaim bertanggung jawab atas serangan terhadap fasilitas minyak Saudi. Serangan ini mengakibatkan penurunan tajam dalam produksi minyak negara Monarki pemimpin koalisi yang berjuang melawan gerakan pemberontak di Yaman. Gerakan itu kemudian mengumumkan penghentian serangan pesawat tak berawak di Arab Saudi dan meminta koalisi untuk mengikutinya.

Setelah Houthi mengumumkan penghentian serangan mereka di Arab Saudi, laporan media muncul yang menyatakan bahwa Arab Saudi telah menyetujui gencatan senjata sebagian. Klaim itu, bagaimanapun, kemudian dibatalkan oleh Houthi yang mengatakan bahwa serangan udara Saudi berlanjut.

Riyadh sendiri mengklaim bahwa serangan terhadap fasilitas minyaknya telah dilakukan oleh Iran, bukan Houthi. Saudi mengatakan gerakan pemberontak tidak memiliki kemampuan yang cukup untuk melakukan serangan itu. Teheran membantah memiliki peran dalam insiden itu, menyebut klaim itu rencana Amerika Serikat (AS)-Saudi.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Muhammad Syahrianto

Tag Terkait:

Bagikan Artikel: