Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

Dua Blok di Gunung Semeru Kembali Terbakar Karena...

Dua Blok di Gunung Semeru Kembali Terbakar Karena... Dua Blok di Gunung Semeru Kembali Terbakar Karena... | Kredit Foto: Viva
Warta Ekonomi -

Kebakaran hutan selama empat pekan di kawasan Taman Nasional Bromo Tengger (TNBT), Gunung Semeru, Jawa Timur belum padam. Titik api sendiri terdeteksi awal pada Senin, 16 September 2019.

Kepala Sub Bagian Data Evaluasi Pelaporan dan Humas Balai Besar TNBTS, Syarif Hidayat mengatakan, titik api yang berada di dua blok, yakni Blok Bantengan dan Blok Amprong, sempat padam namun api dan asap kembali terlihat mengepul di dua blok tersebut.

"Lokasi ini sempat dipadamkan, karena faktor angin yang sangat kencang ditambah cuaca panas sehingga tonggak kayu dan seresah yang sudah mati membuat kepulan asap muncul kembali," kata Syarif.

Ia menyebut sejauh ini luas area terdampak masih 102 hektare. Luasan itu merupakan area lahan yang terbakar. Namun, petugas Balai Besar TNBTS masih akan menghitung ulang luas area terbakar sampai semua lokasi berhasil dipadamkan.

"Sementara 102 hektare karena masih belum padam total. Titik-titik api yang sudah berhasil dipadamkan berada di lokasi Gunung Kepolo, Arcopodo, Kelik, Watupecah, Waturejeng, Ayek-ayek, Pusung Gendero, Ranu Kumbolo, Pangonan Cilik, Oro-oro Ombo, Watu Tulis, Po,o, Kemlamdingan Dowo, Pos 1, Sentong, Pasang Kupluk dan Gunung Lanang," ujarnya.

Syarif menyebut, sejauh ini jenis kebakaran berupa kepulan asap, dengan vegetasi berupa seresah, semak dan tongak kayu yang masih bara. Tim yang diterjunkan, petugas TNBTS, Masyarakat Mitra Polhut, dan Masyarakat Peduli Api Ranupani.

"Peralatan yang digunakan jetshooter, garu, sabit, parang, flame freeze, Sepeda motor, mobil pemadam GALAAG dan mobil patroli TNBT. Jarak dari sumber air sekitar 2 kilometer (sumber air ong)," tutur Syarif.

Selain itu, otoritas terkait menegaskan fokus pemadaman kebakaran hutan adalah melakukan mop-up, yaitu pengendalian sisa api, bara dan asap sehingga dapat benar-benar padam.

Prinsip pemadaman dan pengendalian kebakaran hutan adalah mengutamakan keselamatan tim, memadamkan area yang terjangkau, memperhatikan arah dan kecepatan angin serta pembuatan sekat bakar.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Cahyo Prayogo

Tag Terkait:

Bagikan Artikel: