Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

Naik Status Jadi KEK, Kawasan Industri Kendal Mau Jaring Investasi Rp70 T

Naik Status Jadi KEK, Kawasan Industri Kendal Mau Jaring Investasi Rp70 T Menteri Perindustrian Airlangga Hartarto mencoba kendaraan listrik Mitsubishi Outlander PHEV usai serah terima di Kantor Kementerian Perindustrian, Jakarta, Senin (26/2). Mitsubishi Motors memberikan delapan mobil listrik Mitsubishi Outlander PHEV dan dua i-MiEV serta empat unit quick charger kepada pemerintah Indonesia sebagai bagian dari studi bersama pengembangan infrastruktur kendaraan listrik di Indonesia. | Kredit Foto: Antara/Sigid Kurniawan
Warta Ekonomi, Jakarta -

Indonesia dan Singapura menindaklanjuti kerja sama pengembangan Kawasan Industri Kendal (KIK) di Jawa Tengah. Sinergi ini diyakini mampu memperkuat perekonomian kedua negara.

Pembangunan KIK direncanakan sampai tiga tahap dengan total lahan seluas 2.700 hektare untuk menjadi kawasan industri terpadu yang didukung oleh pengembangan zona industri, pelabuhan, kota fesyen, dan permukiman.

"Di sana sudah banyak sektorĀ light industry. Selain itu, kami akan dorong juga untuk tumbuhnya industri komponen, fesyen, sepatu, dan garmen," tutur Menteri Perindustrian Airlangga Hartarto seperti dikutip dari laman Kemenperin, Rabu (9/10/2019).

Baca Juga: RI-Singapura Pacu Pengembangan Kawasan Industri Kendal dan Nongsa Digital Park

Menurut Airlangga, pengembangan KIK terus diakselerasi agar menjadi kawasan industri padat karya berorientasi ekspor.

Per September 2019, investasi yang sudah masuk dalam KIK mencapai Rp11,4 triliun dengan sebanyak 59 tenant, mulai dari Indonesia, Singapura, Jepang, Taiwan hingga Korea.

"Termasuk relokasi dua industri dari China. Hal ini dapat memperkuat struktur industri di dalam negeri. Total penciptaan lapangan kerja di kawasan tersebut, sudah lebih dari 6.950 orang," paparnya.

Pemerintah pun fokus mengakselerasi pengembangan KIK, yang statusnya akan naik menjadi Kawasan Ekonomi Khusus (KEK), dengan target mampu menjaring investasi senilai Rp70 triliun dalam waktu lima tahun ke depan.

Selain itu, hingga 2024 nanti, KEK Kendal akan mampu melakukan ekspor senilai US$500 juta per tahun dan mensubtitusi impor hingga US$250 juta per tahun.

Baca Juga: Langkah Strategis Kemenperin Percepat Transformasi Industri 4.0

KEK Kendal juga diharapkan dapat memberdayakan sebanyak 20.000 tenaga kerja dan 60.000 tenaga kerja lainnya di sekitar kawasan tersebut. Sejumlah sektor industri prioritas di KEK Kendal, antara lain industri makanan dan minuman, elektronik, tekstil dan produk tekstil (TPT), serta furnitur.

"Jadi, KEK Kendal bisa menjadi salah satu area untuk ekspansi industri di Semarang dan Kendal sekaligus sebagaiĀ export hub. Apalagi, akan ada klaster industri tekstil di Jawa Tengah, di mana industri tekstil menjadi sektor andalan dalam implementasi industri 4.0," ujarnya.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Rosmayanti

Bagikan Artikel: