Infrastruktur dan konektivitas maritim memainkan peran penting dalam era revolusi industri 4.0, khususnya di Indonesia sebagai negara kepulauan yang memiliki rantai logistik yang panjang dan terfragmentasi.
Penerapan Logistik Maritim 4.0 yang akan meningkatkan sistem manajemen logistik diharapkan akan menyelesaikan masalah kurangnya operasi pelabuhan, seperti waktu tinggal yang selama ini menjadi akar penyebab prosedur perdagangan yang panjang.
Hal ini dikemukakan oleh tim mahasiswa President University yang diketuai oleh La Ode Rifaldi Nedan Prakasa (Hubungan Internasional 2017) dan kedua anggotanya Muhammad Ilham Razak (Hubungan Internasional 2016) dan Hiqmatus Sholichah (Teknik Lingkungan 2016) dalam sebuah artikel ilmiah berjudul Integrasi Revolusi Industri 4.0 sebagai Upaya Optimalisasi Manajemen Logistik Maritim terhadap Pertumbuhan Ekonomi Nasional.
Baca Juga: Maskapai Masuk Bisnis Pengiriman Logistik Akan Matikan Usaha Kurir Kecil?
Berfokus pada masalah Maritim Logistik di Indonesia, artikel ilmiah ini terpilih sebagai salah satu makalah yang mendapat insentif dalam program Kreativitas Mahasiswa–Artikel Ilmiah (PKM-AI) oleh Kementerian Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi (Kemenristekdikti) tahun ini.
Artikel ilmiah ini nantinya akan dipublikasikan di e-journal Direktorat Jenderal Pembelajaran dan Kemahasiswaan (Ditjen Belmawa).
"Manajemen maritim logistikyang lebih baik akan memangkas biaya logistik mahal yang berdampak pada harga produk yang lebih murah dan terjangkau serta distribusi logistik yang cepat di banyak pulau. Keuntungan ini secara langsung meningkatkan kesejahteraan masyarakat," kata La Ode.
Lanjut La Ode, Logistik Maritim 4.0 adalah kunci untuk mempercepat kebijakan Presiden Joko Widodo tentang Global Maritime Fulcrum yang salah satu pilarnya adalah pembangunan infrastruktur dan konektivitas antarpulau.
"Terhadap kurangnya manajemen maritim logistik di pelabuhan menghambat proses distribusi logistik di pulau-pulau kecil, saya percaya penerapan teknologi 4.0 dalam pengiriman dan operasi pelabuhan akan mengurangi waktu hunian yang biasanya membutuhkan 5-12 hari menjadi lebih cepat dan efisien," ungkapnya.
Baca Juga: Apa Kabar Progres Making Indonesia 4.0?
Dalam artikel ilmiah ini, mereka menunjukkan beberapa rekomendasi bagi para pemangku kepentingan terutama pemerintah untuk mengalokasikan lebih banyak anggaran negara dalam infrastruktur logistik maritim 4.0 untuk mengintegrasikan layanan logistik maritim dengan menerapkan teknologi digital seperti otomatisasi dan teknologi blockchain di pelabuhan di Indonesia.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Rosmayanti
Tag Terkait: