Terlilit Utang, Kakak Mukesh Ambani Terdepak dari Daftar Orang Terkaya India
Anil Ambani dan Mukesh Ambani merupakan kakak-beradik yang selalu masuk ke dalam daftar orang terkaya di India. Namun, di tahun ini, nama Anil Ambani telah terdepak dari daftar.
Pada awal tahun ini pun Anil masih merupakan salah satu orang terkaya, dengan harta sebanyak US$1,7 miliar. Tetapi, pada Mei 2019 ini, Bloomberg melaporkan kepemilikan Anil di perusahaan telah merosot menjadi sekitar US$120 juta.
Menurut laporan Business Today, kekayaan Anil pada Juli 2019 hanya tersisa US$50 juta. Jumlah ini jauh lebih rendah dari pada harga kediaman Mukesh yang mencapai sekitar US$1 miliar-US$2 miliar.
Kakak beradik ini awalnya bekerja di perusahaan ayah mereka Dhirubhai Ambani, Reliance Industries. Keduanya saling bahu membahu perihal bisnis. Namun, setelah Dhirubhai meninggal pada 2002, hubungan mereka menjadi renggang akibat memperebutkan kepemimpinan di perusahaan.
Baca Juga: Belum Beranjak, Sudah Sewindu Mukesh Ambani Jadi Orang Terkaya di India
Namun kemudian, ibu mereka, Kokilaben, membuat kesepakatan untuk mereka. Kokilaben membagi bisnis, memberikan perusahaan minyak dan kimia pada Mukesh, sementara Anil memegang perusahaan telekomunikasi dan listrik.
Meski begitu, perselisihan kerap kali terjadi di antara mereka. Bahkan, Anil pernah menuntut Mukesh hingga diadili di Mahkamah Agung India.
Pada 2016, Mukesh mendirikan perusahaan telekomunikasi Reliance Jio, salah satu perusahaan saingan utama perusahaan telekomunikasi milik Anil, Reliance Communications. Akibat hal ini juga bisnis Anil mengalami kekacauan hingga harus tutup. Pada 2017, Jio membeli Reliance Communications seharga US$3 miliar.
Baca Juga: Orang Terkaya Se-Asia, Hidupnya Biasa Saja
Karena terbelit utang pada perusahaan telekomunikasi Swedia, Ericsson, senilai US$77 juta, Anil juga terancam dipenjara. Namun, Mukesh kemudian membayarkan utang milik Anil dan menyelamatkannya dari penjara.
Saat ini, Mukesh Ambani masih menjadi orang terkaya di India dengan kekayaan sebesar US$51,4 miliar atau sekitar Rp719 triliun.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Clara Aprilia Sukandar
Editor: Clara Aprilia Sukandar
Tag Terkait: