Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Perhatikan! Hasil Survei Sebut 81 Persen Kebutaan di Indonesia Diakibatkan Katarak

Perhatikan! Hasil Survei Sebut 81 Persen Kebutaan di Indonesia Diakibatkan Katarak Kredit Foto: Diamond Vision

Gangguan penglihatan bisa menyerang semua umur termasuk bayi dan balita. Mereka merupakan salah satu kelompok berisiko terhadap gangguan penglihatan, karena ini perlu meningkatkan kepedulian terhadap ancaman gangguan penglihatan terutama kebutaan yang dapat dicegah. Skrining dan deteksi dini kunci utama menemukan kasus sedini mungkin dengan intervensi yang tepat.

Selain itu, keberadaan gawai diasumsikan menambah penderita myopia mata minus. Hal tersebut diakibatkan karena jarak penglihatan ke gawai terlalu dekat dan terus-menerus sehingga kesehatan mata berkurang. Hal serupa juga rawan terjadi pada seseorang yang bekerja di depan komputer. Dr. Siddik menganjurkan dalam menggunakan komputer gunakan rumus 20 20 20, artinya 20 menit bekerja, 20 menit istirahat sambil melihat benda dengan jarak 20 kaki (6 meter).

"Gangguan penglihatan dengan penyebab lainnya seperti glaukoma, retinopati, dianetikum, retinopathy of prematurity (ROP) dan low vision menjadi prioritas program Kemenkes saat ini. Glaukoma dan retinopati dijadikan prioritas mengingat meningkatnya angka penyandang diabetes," papar Direktur Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit, dr. Anung Sugihantono.

Diperkirakan 1 dari 3 penderita diabetes berisiko terkena retinopati diabetikum, dan pasien dengan diabetes memiliki risiko 25 kali lebih mudah mengalami kebutaan akibat retinopati. Penyakit-penyakit tidak menular merupakan salah satu faktor risiko gangguan penglihatan dan kebutaan.

''Pemerintah terus melakukan edukasi kepada masyarakat terhadap pencegahan gangguan penglihatan (katarak), juga deteksi dini di fasyankes (Fasilitas Layanan Kesehatan) primer terintegrasi dengan penyakit tidak menular lainnya,'' kata Dirjen Anung.

Halaman:

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Muhammad Syahrianto

Tag Terkait:

Bagikan Artikel: