Setelah penandatanganan kerja sama, teknologi tersebut diharapkan segera diterapkan dan dikembangkan, mengingat sektor kelautan dan perikanan nasionai begitu potensial, serta melibatkan besarnya komunitas perikanan yang mencapai sekitar 20 juta orang.
"Tentu ini akan sangat menunjang kinerja bisnis di sektor perikanan. Kami harapkan nelayan dan pembudi daya bisa mengakses teknologi informasi itu dengan mudah agar produktivitas dan income-nya meningkat, juga memahami aspek keberlanjutan," kata Yugi.
Dalam pengembangannya lebih jauh, tambah Yugi, Kadin dan Supertext terbuka dan membutuhkan dukungan dari semua pihak terkait. Di antaranya korporasi, investor, instansi, dan pemerintah untuk mengimpiementasikan program pemberdayaan nelayan dan pembudi daya dengan pendekatan teknologi komunikasi dan informasi agar berdaya saing di era digital.
Baca Juga: Potensi Besar UMKM Kelautan dan Perikanan
Sementara itu, Martin Jacobson, CEO Supertext, menyampaikan, pihaknya sangat mendukung pemberdayaan komunitas nelayan Indonesia dengan cara meningkatkan produktivitas dan pendapatan mereka.
Menurutnya, Supertext sangat ideal digunakan di Indonesia yang memiliki teritoral perairan yang begitu luas, sama halnya dengan Swedia yang mengandalkan sektor kelautan sebagai potensi ekonomi unggulan negara. Selain nelayan, tambah Martin, Supertext bisa digunakan dan diintegrasikan dengan tim penyelamatan, angkatan laut, dan awak transportasi.
"Kami harap komunitas perikanan Indonesia bisa mengadaptasi dan memanfaatkan platform kami untuk menunjang produktivitas sebagaimana yang diterapkan di Swedia," pungkas Martin.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Agus Aryanto
Editor: Rosmayanti
Tag Terkait: