Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

Pidatonya Diinterupsi Anggota Parlemen, Pimpinan Hong Kong Lakukan. . .

Pidatonya Diinterupsi Anggota Parlemen, Pimpinan Hong Kong Lakukan. . . Kredit Foto: Foto/Istimewa
Warta Ekonomi, Hong Kong -

Pemimpun Hong Kong, Carri Lam, harus menangguhkan pidato tahunannya usai dicela di parlemen. Anggota parlemen oposisi mengganggu sesi Dewan Legislatif dengan berteriak dan menunjukkan poster-poster slogan.

 

Usai gangguan pertama, sesi sidang kembali. Namun saat Lam akan memulai pidatonya, anggota parlemen oposisi mulai berteriak dan naik ke atas meja.

 

Para anggota parlemen juga menunjukkan poster berisi kata-kata "Lima tuntutan - tidak kurang" di dinding di belakangnya. Sejak aksi protes dimulai, tuntutan para demonstran melebar dari aksi unjukrasa terhadap RUU ekstradisi menjadi lima tuntutan utama - termasuk hak pilih universal. Anggota parlemen oposisi, Tanya Chan, menjelaskan Lam yang harus disalahkan atas masalah Hong Kong.

 

Baca Juga: Pasca Dikritik China Soal 'Hong Kong', Raksasa Teknologi Amerika Ini Hapus . . . .

 

"Kedua tangannya basah oleh darah," terangnya.

 

"Kami berharap Carrie Lam mundur dan berhenti. Dia tidak memiliki kemampuan tata kelola. Dia tidak cocok untuk menjadi kepala eksekutif," sambungnya seperti dikutip dari BBC, Rabu (16/10/2019).

 

Anggota parlemen pro status quo mengecam gangguan tersebut dengan mengatakan pidato itu sangat penting untuk masa depan ekonomi Hong Kong.

 

Pidato tersebut lantas ditangguhkan dan Lam mengirimkan pidatonya melalui video sebagai gantinya di situs web Dewan Legislatif Hong Kong.

 

Pada pidatonya, Lam menekankan komitmennya pada "satu negara, dua sistem." Ini adalah sistem politik paralel yang diperkenalkan di Hong Kong setelah pemerintahan Inggris berakhir. Ia pun menegaskan bahwa seruan kemerdekaan Hong Kong tidak akan ditoleransi.

 

Lam juga mengatakan beberapa kebijakan perumahan dan infrastruktur. Ia mengatakan perumahan adalah masalah paling mendesak yang dihadapi kota itu.

 

Pada konferensi pers setelah pidato, Lam menolak klaim bahwa pidatonya mengabaikan tuntutan gerakan aksi protes. Tetapi dia mengatakan bukan saatnya untuk mempertimbangkan reformasi pemilu. Ia juga bersikeras bahwa Hong Kong memiliki kebebasan berbicara dan kebebasan pers tanpa campur tangan China.

 

Hal tersebut merupakan pertama kalinya seorang kepala eksekutif Hong Kong tidak dapat menyampaikan pidato kebijakan di lembaga tersebut.

 

Hal ini berarti RUU ekstradisi, pemicu aksi protes berbulan-bulan, tidak dapat ditarik secara formal. RUU itu ditangguhkan pada bulan Juli, tetapi pertemuan hari Rabu adalah pertama kalinya Dewan Legislatif memulai kembali sejak diserbu oleh pengunjuk rasa pada bulan Juli lalu. Ini merupakan kesempatan pertama untuk menarik RUU Ekstrasidi itu sama sekali.

 

Perkembangan terbaru terjadi hanya beberapa jam setelah pengunjuk rasa Hong Kong memenangkan dukungan dari anggota parlemen AS, yang mengesahkan RUU yang bertujuan untuk menegakkan hak asasi manusia di pusat keuangan.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Abdul Halim Trian Fikri

Bagikan Artikel: