Kementerian Pertanian (Kementan) melakulan pencegahan penyakit pada tanaman padi dengan perlakuan benih. Pasalnya, penyakit yang menyerang tanaman padi ada yang teridentifikasi dari benihnya.
"Kita bisa seleksi benih terbawa penyakit itu dengan larutan air garam," kata Petugas Organisme Pengganggu Tumbuhan (POPT), Sendy dari Balai Besar Pengendalian OPT di Jatisari, Karawang, Kamis (17/10/2019).
Menurut Sendy, ada beberapa langkah yang bisa dilakukan untuk menekan perkembangan OPT yang terbawa benih ini saat ditanam. Pertama, dengan memasukan benih padi pada larutan air garam dengan dosis 5-6 sendok per liternya. Untuk memastikan indikator larutan garam siap digunakan, bisa juga menggunakan telur ayam.
Baca Juga: Percepat Gerakan Olah Tanah dan Tanam Padi di Karanganyar, Kementan Serahkan Bantuan Pompa
"Kalau telur ayam yang kita masukan ke larutan garam sedikit terangkat berarti siap kita gunakan, namun kalau belum, terus tambahkan garam sampai telur itu terangkat," jelas POPT Pelaksana itu.
Langkah selanjutnya dengan membuang benih yang terapung kemudian benih yang tenggelam dibilas dengan air mengalir untuk menghilangkan larutan garam yang tersisa.
"Benih yang telah kita bilas kemudian diperam selama 1-2 malam sampai benih berkecambah. Lakukan perendaman dengan larutan paenibacillus polymyxa dengan dosis 5 cc per liter selama 15 menit sebelum benih ditebar," beber Sendy.
Di tempat yang sama, Umi, POPT Balai Besar Peramalan OPT, mengatakan, penggunaan paenibacillus polymxa dalam proses perlakuan benih mampu menghambat perkembangan penyakit pada tanaman dan dapat memacu pertumbuhan tanaman.
"Kita sudah mengkaji pengendalian penyakit tular benih pada tanaman padi dengan metode seleksi benih menggunakan garam 5% dan penggunaan paenibacillus polymyxa," ujarnya.
Baca Juga: Efektif Mengatasi Penyakit Padi, Kementan Kenalkan Pengendali Hayati
Umi menjelaskan, perlakuan dengan menggunakan perlakuan paenibacillus polymyxa menghasilkan perkecambahan total sebesar 82,7%, sedangkan perkecambahan benih padi tanpa diseleksi dan tanpa diberikan perlakuan paenibacillus polymyxa dengan umur yang sama, namun menghasilkan perkecambahan total sebesar 56%.
"Dari sisi perkembangan OPT pun rumpun tanpa perlakukan ditemukan gejala hawar daun bakteri, penyakit bercak sempit, dan busuk pelepah dengan intensitas rata-rata sebesar 39,3%; 60,1%; dan 40%, sedangkan dengan perlakuan paenibacillus polymyxa pertumbuhan tanaman tinggi, bulir sebagian besar sehat, intensitas penyakit dominan yang ditemukan hanya penyakit hawar daun bakteri, penyait bercak sempit dan busuk pelepah dengan rata-rata intensitas sebesar 9,1%; 11,3%; dan 1,5%," tutup Umi.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Rosmayanti
Tag Terkait: