Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

Asia Tenggara Ramai Dompet Digital, di Posisi Mana Gopay dan OVO?

Asia Tenggara Ramai Dompet Digital, di Posisi Mana Gopay dan OVO? Konsumen sedang melakukan pembayaran menggunakan Go-Pay. | Kredit Foto: Go-Pay
Warta Ekonomi, Surakarta -

Asia Tenggara setidaknya memiliki 150 pemegang lisensi dompet digital. Grab, Gojek, Tencent, Ant Financial, Singapore Telecom, AirAsia, dan puluhan perusahaan fintech di sana berjuang untuk mendominasi pasar. Namun, siapakah pemenangnya?

Grab berupaya menggelontorkan US$500 juta untuk bisnisnya di Vietnam, dengan bisnis pembayaran yang menjadi fokus utama. Sementara, Vision Fund dan GIC menginvestasikan US$300 juta pada perusahaan VNPAY pada Juli, begitu juga dengan Momo yang disuntik US$100 juta dari Warburg Pincus, menurut DealStreetAsia, dilansir Selasa (17/10/2019).

Pasar pembaran seluler diperkirakan tumbuh 7x lipat menjadi US$109 miliar pada 2025, tak mengherankan jika para pemain haus akan dominasi. “Kami berharap hadir di seluruh Vietnam dan memenangkan 50% pasar dengan 300 ribu poin penerimaan pada 2023 dari 60 ribu pedagang saat ini,” ujar CEO NextPay, Nguyen Huu Tuat, salah satu pemain di Vietnam.

Baca Juga: Vietnam Kedatangan Dompet Digital Baru, Go-Pay Bukan Ya?

NextPay merupakan gabungan dari Vimo dan mPOS dan menghimpun dana US$30 juta untuk kebutuhan ekspansi. Di Indonesia, Grab yang didukung oleh SoftBank sedang berdiskusi untuk menggabungkan OVO dan Dana (bekingan ANT Financial) untuk menyaingi Gojek.

Beberapa pemain, termasuk kemitraan Moca dan Grab menawarkan diskon hingga 30% kepada pembeli di Vietnam; mirip dengan yang dilakukan Grab dan OVO di Indonesia.

Sementara, Tencent dan Alibaba yang berfokus pada wisatawan China di wilayah Asia Tenggara dan berinvestasi kepada hampir semua pemain di regional itu.

Siapa Pemenang Pasar Dompet Digital Asia Tenggara?

Sejauh ini, Grab mengklaim sebagai satu-satunya penyedia pembayaran digital di Asia Tenggara yang terhubung ke lisensi dompet digital di enam negara besar. Namun, sejumlah pengamat mengatakan, Grab belum jadi pemimpin di pasar dompet digital Asia Tenggara.

“Banyak model bisnis dompet digital, meliputi: menghimpun banyak data pelanggan dan model bisnis yang menguntungkan,” kata Mitra di Modal Ventura Cento, Dmitry Levit yang sudah menanamkan modal di sejumlah dompet digital.

Melihat performa Grab, Gojek tak khawatir tentang persaingan dengan pemain lain, menurut CEO Gopay, Aldi Haryopratomo.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Tanayastri Dini Isna
Editor: Tanayastri Dini Isna

Bagikan Artikel: