Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

Resmi, Uni Eropa Beri Dukungan Kesepakatan Brexit dengan Inggris

Resmi, Uni Eropa Beri Dukungan Kesepakatan Brexit dengan Inggris Kredit Foto: Reuters
Warta Ekonomi, Brussels -

Para pemimpin Uni Eropa (UE) dengan suara bulat memberikan dukungan untuk kesepakatan Brexit dengan Inggris. Keputusan ini memberikan tanggung jawab kepada Perdana Menteri (PM) Inggris, Boris Johnson, untuk mengamankan persetujuan parlemen Inggris untuk kesepakatan dalam pemungutan suara dalam waktu dua hari.

Negosiator Inggris dan UE mencapai kesepakatan setelah melakukan pembicaraan selama beberapa hari dan diskusi selama hampir tiga tahun.

Setelah kesepakatan itu diumumkan, Johnson bergabung dengan 27 pemimpin UE lainnya di pertemuan puncak di Brussel, masing-masing berjabat tangan saat memasuki ruangan dan tertawa serta bercanda dengan Kanselir Jerman Angela Merkel dan Presiden Prancis Emmanuel Macron.

Baca Juga: Rupiah: Thanks Brexit, Sayonara Dolar AS!

Johnson kemudian meninggalkan mereka untuk memutuskan apakah mereka menyetujui kesepakatan itu. Setelah lebih dari satu jam berdiskusi, para pemimpin mengeluarkan pernyataan bersama untuk mendukungnya.

"Sekarang adalah saatnya bagi kita untuk menyelesaikan Brexit dan kemudian bersama-sama bekerja membangun kemitraan masa depan kita, yang saya pikir dapat menjadi sangat positif baik untuk Inggris maupun Uni Eropa," kata Johnson pada konferensi pers bersama dengan Presiden Komisi UE, Jean-Claude Juncker sebelum pertemuan puncak dimulai.

"Saya sangat berharap bahwa sesama anggota parlemen saya di Westminster sekarang datang bersama untuk menyelesaikan Brexit, untuk mendapatkan kesepakatan yang luar biasa ini dan untuk memberikan Brexit tanpa penundaan lagi," imbuhnya seperti dikutip dari Reuters, Jumat (18/10/2019).

Juncker mengatakan dia ingin dia agar Brexit disetujui dengan cepat, tanpa perlu perpanjangan tenggat waktu Brexit lebih lanjut. Brexit awalnya seharusnya terjadi pada 31 Maret tahun ini. Sekarang akan berlangsung pada 31 Oktober, selama kesepakatan disetujui oleh parlemen Inggris dan Eropa.

"Tidak boleh ada perpanjangan, itu harus terjadi sekarang," tegas Juncker.

Johnson sekarang perlu mengamankan suara yang dibutuhkan pada sesi parlemen yang luar biasa pada hari Sabtu. Tetapi itu tidak mudah.

Partai Irlandia Utara yang perlu dibantu Johnson untuk meratifikasi perjanjian apa pun, Partai Persatuan Demokratik (DUP), telah menolak untuk mendukungnya, dengan mengatakan itu bukan kepentingan Irlandia Utara.

Baca Juga: Pebisnis Ingatkan Inggris Rentan Masalah Bila Suara Brexit Terpecah

Pemimpin oposisi utama Partai Buruh, Jeremy Corbyn, mengatakan dia "tidak senang" dengan perjanjian itu dan akan memilih menentangnya. Partai Buruh mengatakan ingin kesepakatan apa pun tunduk pada pemungutan suara publik, tetapi belum mengindikasikan apakah akan mendukung langkah apapun untuk referendum kedua pada hari Sabtu.

Johnson tampaknya berniat menghadirkan parlemen dengan pilihan yang jelas --kesepakatan yang telah dicapai atau tidak ada kesepakatan-- dengan harapan mendapatkan suara yang cukup untuk mendapatkan persetujuan.

"Posisi PM adalah bahwa itu adalah kesepakatan baru atau tidak ada kesepakatan tetapi tidak ada penundaan," kata seorang pejabat senior pemerintah Inggris.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Muhammad Syahrianto

Tag Terkait:

Bagikan Artikel: