Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

Pengiriman Jet Tempur Su-35 Rusia ke Indonesia Bakal Segera Rampung, AS Beri Peringatan

Pengiriman Jet Tempur Su-35 Rusia ke Indonesia Bakal Segera Rampung, AS Beri Peringatan Kredit Foto: Reuters
Warta Ekonomi, Moskow -

Pemerintah Indonesia dan Rusia dikabarkan bakal segera membuat sekaligus merampungkan kontrak mengenai pengiriman 11 unit jet tempur Su-35 ke Jakarta. Harapan tersebut disampaikan langsung oleh Direktur Layanan Kerja Sama Militer-Teknik Rusia, Dimitry Shugayev.

"Su-35 bukan masalah tertutup, kami akan membahas pengembangan (dari topik). Kami berharap untuk melaksanakan kontrak di masa mendatang. Semoga keputusan penerapan kontrak akan dibuat," kata Shugayev, ketika ditanya tentang kemungkinan pengiriman Su-35 ke Indonesia, seperti dikutip dari Sputnik, Minggu (20/10/2019).

Pada akhir Agustus lalu, pihak Rusia mengungkap adanya ancaman Amerika Serikat (AS) terhadap Angkatan Udara Indonesia jika nekat membeli pesawat jet tempur Su-35. Ancaman berupa sanksi itulah yang membuat militer Indonesia berhati-hati untuk mengakuisisi pesawat tempur tersebut.

Baca Juga: Dinilai Banyak Kecacatan, Israel Ingin Modifikasi Besar-besaran Jet Tempur F-35

Direktur Kerja Sama Internasional dan Kebijakan Regional Rostec Rusia, Victor Kladov, membeberkan ancaman Washington terhadap Jakarta.

"Kami merasa beberapa negara lebih berhati-hati. Misalnya, kemarin saya berbicara dengan Kepala Angkatan Udara Indonesia dan dia menyebutkan CAATSA, hukum AS," katanya lagi mengacu pada Countering America's Adversaries Through Sanctions Act (CATSAA), sebuah undang-undang AS yang mengamanatkan penjatuhan sanksi terhadap negara-negara yang membeli senjata Rusia, Korea Utara dan Iran.

"Dari apa yang dia katakan, saya mengerti mereka menerima ancaman. Mereka tergantung tidak hanya pada peralatan Rusia, mereka tergantung pada sebagian besar peralatan buatan AS. Jika sebagai tindakan hukuman, katakanlah, pabrikan Amerika berhenti memasok suku cadang, berhenti mendukung peralatan buatan Amerika, maka akan ada pelanggaran keamanan di pertahanan nasional di Indonesia. Jadi, mereka sangat berhati-hati," papar Kladov.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Muhammad Syahrianto

Tag Terkait:

Bagikan Artikel: