Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

Jokowi Fokus Tingkatkan Kualitas SDM, Begini Reaksi Relawan

Jokowi Fokus Tingkatkan Kualitas SDM, Begini Reaksi Relawan Pada 20 Oktober 2019, Indonesia akan memasuki babak baru pemerintahan. Duet pemimpin Jokowi dan Ma'ruf akan dilantik sebagai Presiden dan Wakil Presiden. | Kredit Foto: (Foto/Ilustrasi/SINDOnews)
Warta Ekonomi, Bandung -

Salah satu program pembangunan Presiden RI terpilih periode 2019-2023, Joko Widodo (Jokowi) dalam lima tahun mendatang yakni akan fokus membangun sumber daya manusia (SDM). 

Menanggapi hal itu, Ketua Relawan Masyarakat Indonesia Maju, Aat Suratin mengatakan kelanjutan dari revolusi mental adalah pembangunan SDM. Visi ke depan dalam membangun bangsa adalah peningkatan SDM. Selain, sumber daya alam yang melimpah SDM merupakan modal yang paling potensial karena Indonesia memiliki jumlah penduduk yang banyak.

"Kalau tidak fokus pada orientasi SDM kapan kita mau memenuhi amanat Undang Undang Dasar 1945 yang sejak awal diausun oleh para founding father bahwa semua masyarakat di Indonesia harus terdidik dan sehat," kata Aat kepada wartawan usai menyaksikan pelantukan Presiden dan Wakil Presiden RI 2019-2023 di Rumah Kerja Jokowi-Ma'ruf Amin, Kota Bandung, Minggu (20/10/2019) sore.

Baca Juga: Jokowi Mau Pangkas Eselon, PKS: Kita Lihat Jajaran Menteri

Baca Juga: Nadiem Jadi Menteri, Rudiantara: Ya, Alhamdulillah

Menurutnya dalam pembangunan kualitas SDM di tanah air yang harus ditingkatkan yakni harkat dan martabatnya dalam kehidupan. Namun, secara internal, jika diteliti lebih dalam, manusia Indonesia harus memiliki ciri diantaranya kreatif, berakal sehat dan empatif. 

"Hanya orang yang bisa mendayagunakan keahliannya itu termasuk orang kreatif," ujarnya. 

Selanjutnya, manusia yang menggunakan akal sehatnya. Sebab, kalau hanya menggunakan akal saja bisa mengakali orang lain. Ia menuturkan, akal yang sehat itu yang bermanfaat dan memperhatikan lingkungan dan kemaslahatan. 

Kemudian, empatif yang sekarang dinilai agak luntur karena masih banyak perbuatan yang tidak bermoral seperti ayah kandung memperkosa anaknya sendiri.

"Jadi, naluri menyayangi kalau tidak diasah dengan baik maka akan menimbulkan perbuatan yang tercela. Maka, SDM menjadi penting yang harus diperhatika dengan baik," ujarnya.

Aat menegaskan ketiga unsur tersebut harus ada dalam proses peningkatan SDM bangsa. Pasalnya, semua manusia diberi kemampuan untuk kreatif juga diberi akal sehat.

"Semua makhluk juga diberi naluri untuk saling menyayangi. Kalau kehilangan tiga elemen itu mungkin bisa disamakan dengan makhluk  lain," ujarnya.

Ditanya prosesi pelantikan Presiden RI 2019-2023 dengan konsep sederhana, Ia menyebutkan sudah sepantasnya bangsa ini membiasakan menghikmati hal-hal yang subtantif atau sederhana.

Bahkan, sudah saatnya mengubah upacara yang glamor menjadi sesuatu ritual sesuai dengan suasana, kebutuhan dan apa yang akan dicapai bersama.

"Kalau memang suasana mengharuskan kita glamour dan meriah silahkan, lakukan itu. Tapi kalau sestau yang kita lakukan  secara mendalam sebagai bahan evaluasi bagi kita sendiri laksanakan itu juga. Jadi salah satu peningkatan SDM yakni berpikir subtantif," paparnya.

Dia menambahkan beberapa negara maju menarapkan warganya agar berpikir secara substantif. Dia mencontohkan pada tahun 70-an Korea masih negara tertinggal begitupun dengan Malaysia yang masih banyak belajar dari Indonesia.

"Mereka lebih berpikir substantif. Lihatlah sekarang! malah negeri kita yang ketinggalan oleh mereka," tegasnya.

Dia menambahkan dengan tiga elemen unsur oembangunan tersebut kemudian tugas kita sebagai khalifah harua amanah dengan mempersiapkan masa depan yang lebih baik bagi kehidupan bangsa.

"Jadi kalau ruang kehidupan manusia lebih buruk daripada hari ini berarti khalifahnya tidak amanah," ungkapnya.

Pada kesempatan yang sama ketika kedua pasangan Presiden dan Wakil Presiden 2019-2023 dilantik, ada dua relawan Jokowi-Ma'ruf Amin melakukan sujud Syukur. 

Dia mengatakan aksi tersebut dilakukan karena sosok Jokowi yang telah berhasil melaksanakan orogramnya pada periode 2014-2019.

"Saya terharu Karena beliau telah berhasil melaksanakan tugasnya dengan baik," katanya.

Dia juga sudah lelah melawan aksi radikal dari tim pasangan lain seperti penyampaian kata-kata kasar. 

"Sudah cape saya dihina dari tim sebelah tapi saya mengikuti bapak (Jokowi -red)  dengan aksi diamnya.

Adapun, pada periode kepeminpinan lima tahun mendatang, ia berharap Indonesia lebih maju lagi. 

"Meski tidak sempurna. Mudah-mudahan Indonesia lebih maju lagi," tutupnya.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Rahmat Saepulloh
Editor: Vicky Fadil

Bagikan Artikel: