Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

Supaya Gak Salah, Begini Langkah yang Harus Diambil Pemula Pelari Maraton

Supaya Gak Salah, Begini Langkah yang Harus Diambil Pemula Pelari Maraton Woman jogging near the park. | Kredit Foto: Unsplash
Warta Ekonomi, Jakarta -

Fisik prima adalah modal utama seseorang bisa ikut kegiatan olahraga seperti lari maraton. Baik yang sudah berpengalaman maupun pemula sama-sama membutuhkan fisik 'sempurna' agar mampu menyelesaikan balap. Apalagi bagi pemula, jangan asal ikut-ikutan saja, karena jika salah 'langkah' bisa berujung kematian.

Untuk itu, official medical partner Electric Jakarta Marathon Run 2019, OMNI Hospital memberikan edukasi tentang bagaimana mengikuti olahraga yang satu ini.

Agenda Electric Jakarta Marathon Run 2019 yang akan diselenggarakan pada 27 Oktober 2019 membuat OMNI Hospital melakukan coaching clinic kepada para runner untuk meningkatkan kesadaran betapa pentingnya menjaga dan memeriksakan kesehatan serta sebagai salah satu bekal persiapan dalam mengikutin balap lari itu.

Baca Juga: 11 Ribu Pelari Bakal Ikuti Maybank Marathon 2019

Seperti diketahui, olahraga lari sangat baik untuk menjaga kesehatan jantung karena dapat menurunkan kolesterol jahat, menjaga tekanan darah, dan mencegah obesitas. Akan tetapi, walaupun lari baik untuk kesehatan jantung, namun sering dari kita mendengar pelari mengalami serangan jantung pada saat menjalani aktvitas ini, bahkan sampai berujung pada kematian.

Dalam jurnal American College of Cardiology disebutkan bahwa satu dari 200.000 pelari akan mengalami henti jantung mendadak, dan satu dari 50.000 pelari akan mengalami serangan jantung akibat penyakit jantung koroner saat melakukan marathon.

"Untuk yang memiliki hobi berlari, memilih dan mengatur pola makan, istirahat yang cukup, serta latihan dan melakukan pemanasan sebelum maraton, namun harus ditunjang dengan pemeriksaan kesehatan jantung secara berkala, karena seringkali penderita sakit jantung sudah mengalami tanda-tanda atau gejala penyakit jantung, namun mengabaikannya," terang dr. Num Tanthuwait, Deputy CEO OMNI Hospitals.

Banyak studi yang telah dilakukan menyimpulkan bahwa atlet, seperti pelari jarak jauh memiliki pembuluh darah jantung yang lebih besar, tebal, dan lebih efisien memompa darah dibandingkan mereka yang tidak aktif bergerak (sedentary). Kondisi ini disebut athlete’s heart.

Namun ada hal penting yang perlu diperhatikan pada olahraga ketahanan (endurance training), seperti lari jarak jauh karena dapat berisiko menimbulkan gangguan pada jantung, hal ini disebabkan olahraga yang berlebihan justru meningkatkan radikal bebas dalam tubuh yang dapat mengikat kolesterol dan menyebabkan penyumbatan pada pembuluh darah jantung. Selain itu, dehidrasi dan gangguan elektrolit akibat lari jarak jauh juga dapat menimbulkan gangguan irama jantung.

"Oleh sebab itu, setiap orang wajib melakukan pemeriksaan jantung setidaknya setahun sekali. Jika merasakan gejala nyeri dada, sesak nafas, jantung berdebar cepat atau tidak teratur saat Anda berolahraga, sebaiknya segera periksakan diri anda." Jelas dr. Emile, Sp.JP, Spesialis Jantung dan Pembuluh Darah OMNI Hospitals.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Muhammad Syahrianto

Tag Terkait:

Bagikan Artikel: