Indonesia Berhasil Pertahankan Daya Tahan Ekonomi di Tengah Ketidakpastian Global
Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani Indrawati meluncurkan OECD Economic Survey of Indonesia 2024 (Survei Ekonomi OECD Indonesia 2024). Survei tersebut merupakan publikasi rutin unggulan OECD yang mendalam melalui dialog kebijakan antara OECD dengan para pembuat kebijakan senior dari negara-negara maju dan berkembang termasuk Indonesia, yang mencakup aspek makroekonomi, tenaga kerja, sosial, investasi, perdagangan, lingkungan hidup, dan isu kebijakan lainnya.
Peluncuran survei Ekonomi OECD Indonesia 2024 dilakukan Sri Mulyani dengan didampingi Wakil Menteri Keuangan (Wamenkeu) Thomas Djiwandono dan Anggito Abimanyu, bersama Sekretaris Jenderal (Sekjen) Organisasi Kerja Sama dan Pembangunan Ekonomi (Organisation for Economic Co-operation and Development/OECD), Mathias Cormann.
Baca Juga: Industri Migas Tarik Investasi Rp111,12 Triliun dari Lawatan Prabowo ke Inggris
Dalam sambutan kuncinya Menkeu menegaskan bahwa Hasil Survei Ekonomi OECD Indonesia 2024 ini menunjukkan Indonesia berhasil mempertahankan daya tahan ekonomi meski di tengah ketidakpastian global. Keberhasilan ini tidak lepas dari kebijakan fiskal dan moneter yang hati-hati serta upaya berkelanjutan dalam melakukan reformasi struktural. Sejalan dengan itu, Indonesia memiliki keinginan kuat untuk menjadi negara berstatus pendapatan tinggi.
"Indonesia memiliki visi untuk menjadi negara berstatus pendapatan tinggi, lebih inklusif, dan tentu saja memperkuat struktur ekonomi kami. Beberapa kebijakan yang diadopsi akan terus diperkuat termasuk, dalam hal ini, memperkuat struktur ekonomi melalui hilirisasi industri, baik yang terkait dengan kekuatan mineral strategis seperti tembaga dan nikel, maupun di sektor lain seperti hasil pertanian yang menjadi prioritas Presiden.” ujar Menkeu, dikutip dari siaran pers Kemenkeu, Rabu (27/11).
Untuk diketahui, survei ini mengkaji perkembangan terkini atas perekonomian Indonesia, termasuk dampak yang dihadapi akibat pandemi, dinamika inflasi dan peranan dalam global value chain, keberlanjutan reformasi kebijakan struktural, serta peluang dan tantangan yang dihadapi. Survei Ekonomi OECD Indonesia 2024 mencakup dua agenda tematik tentang Digitalisasi dan Transisi Hijau. Survei Ekonomi OECD Indonesia 2024 terbagi kedalam empat bab yang membahas: 1) kebijakan makroekonomi; 2) konvergensi sosial-ekonomi; 3) digitalisasi; dan 4) transisi hijau.
OECD mendukung upaya Indonesia dalam rangka membangun ketahanan pangan, energi, air, penguatan sumber daya manusia, serta percepatan transisi hijau, untuk mencapai visi Indonesia Emas 2045. Dukungan OECD diharapkan dapat memperkuat implementasi program-program pemerintah guna meningkatkan daya saing Indonesia di tengah dinamika global.
Dalam laporannya, OECD menyampaikan bahwa pertumbuhan Indonesia telah pulih kembali pasca pandemi walaupun masih harus berhati-hati dalam menentukan kebijakan fiskal dan moneter untuk menjaga stabilitas makroekonomi. Dalam laporan tersebut juga disampaikan bahwa OECD memproyeksikan pertumbuhan ekonomi Indonesia pada tahun 2025 akan mencapai 5.2% (yoy). Selain itu, Indonesia juga dinilai telah dapat menekan inflasi yang pada tahun 2022 mencapai 6% hingga mencapai 1,7% pada Oktober 2024.
Sementara itu, Sekjen OECD, Mathias Cormann menyampaikan bahwa Survei Ekonomi OECD Indonesia 2024 ini dilakukan seiring dengan kemajuan proses aksesi Indonesia ke OECD. Aksesi merupakan perjalanan transformasi yang positif baik bagi Indonesia maupun OECD. “Proses ini akan memperkuat kemitraan yang telah lama terjalin, yang semakin luas, mendalam, dan kokoh, serta akan mendukung Indonesia dalam memperkuat agenda reformasi strukturalnya secara komprehensif,” jelas Cormann.
OECD menyampaikan bahwa pendapatan per kapita meningkat tiga kali lipat selama 25 tahun terakhir, dan kemiskinan ekstrem telah menurun. Kebijakan Pemerintah untuk memperluas akses terhadap pendidikan dasar membantu meningkatkan kualitas tenaga kerja, disamping penguatan kebijakan pendidikan kejuruan dapat meningkatkan keterampilan dan mempersiapkan pekerja dengan lebih baik untuk memasuki industri modern. Selain itu, peluang kerja bagi perempuan juga telah meningkat sehingga mengurangi kesenjangan gender dalam angkatan kerja.
Sejalan dengan upaya Pemerintah dalam mendorong investasi di bidang ekonomi digital, Survei ini menggarisbawahi peran ekonomi digital Indonesia sebagai pendorong utama pertumbuhan dan inklusivitas. E-commerce di Indonesia telah tumbuh pesat, termasuk pengembangan ekosistem digital dengan peningkatan jumlah perusahaan startup. E-government dinyatakan berkembang pesat dalam meningkatkan layanan kepada masyarakat, dan mengurangi biaya operasional. “Sebagai negara kepulauan yang besar, pengembangan infrastruktur fisik dan aksesibilitas teknologi digital serta konektivitas menjadi salah satu tantangan utama. Oleh karena itu, kami terus berinvestasi di bidang tersebut,” jelas Menkeu.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Ulya Hajar Dzakiah Yahya
Editor: Ulya Hajar Dzakiah Yahya
Advertisement