Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

Kemendag Gelar Sosialisasi Bersama Program IA-CEPA

Kemendag Gelar Sosialisasi Bersama Program IA-CEPA Chief of Corporate Communications, Social Responsibility & Security PT Astra International Tbk Pongki Pamungkas (tengah) dan Head of Corporate Communication PT Astra International Tbk Boy Kelana Soebroto (kanan) antusias terhadap karya produk UMKM Kerajinan Mitra Yayasan Dharma Bhakti Astra (YDBA) yang ditampilkan dalam pameran berkelas internasional Trade Expo Indonesia 2018 di ICE BSD City. | Kredit Foto: WE
Warta Ekonomi, Jakarta -

Kementerian Perdagangan bekerja sama dengan Atase Perdagangan Kedutaan Besar RI Canberra dan Indonesia Trade Promotion Center (ITPC) Sydney menyelenggarakan sosialisasi bersama Program Indonesia–Australia Comprehensive Economic Partnership Agreement (IA-CEPA). Kegiatan ini diselenggarakan dalam rangkaian agenda Trade Expo Indonesia (TEI) ke-34 di International Convention Exhibition (ICE), Bumi Serpong Damai (BSD), Tangerang, Banten, Kamis (17/10).

"Selain dilaksanakan dalam rangka mempersiapkan pemanfaatan IA-CEPA, kegiatan ini sengaja digelar dengan memanfaatkan momentum TEI 2019. Hal tersebut diharapkan dapat makin mendorong peningkatan perdagangan dan investasi Indonesia-Australia,” jelas Direktur Jenderal Pengembangan Ekspor Nasional, Dody Edward, dalam keterangan tertulis, Senin (21/10/2019).

Baca Juga: Mau Dorong Ekspor, Begini Strategi Kemendag

Kegiatan sosialisasi bersama dibagi dalam dua sesi. Sesi pertama yaitu forum bisnis dengan panelis Direktur Perundingan Bilateral, Ni Made Ayu Marthini, Wakil Ketua KADIN sekaligus Wakil Ketua APINDO, Shinta Kamdani, dan General Manager ASEAN and Senior Trade and Investment Commissioner Austrade Jakarta, Sally Ann Watts. Sementara pada sesi kedua, ditampilkan kisah sukses dari Livingstone International Pty Ltd dan PT Mainest Gaya Kreatif sebagai pelaku usaha yang sukses berbisnis dengan mitra di Australia.

"Saat ini IA-CEPA sedang dalam proses ratifikasi di kedua negara dan ditargetkan akan selesai akhir tahun 2019. IA-CEPA diharapkan dapat membantu para pelaku usaha menembus pasar Australia dan mengembangkan economic powerhouse sehingga kalangan usaha Indonesia dapat berkompetisi di pasar negara ketiga lainnya," imbuh Made.

Perjanjian IA-CEPA telah ditandatangani Menteri Perdagangan RI dan Menteri Perdagangan, Investasi, dan Pariwisata Australia pada 4 Maret 2019. Cakupan IA-CEPA adalah perdagangan barang meliputi aspek nontarif, berbagai measures, ketentuan asal barang, prosedur bea cukai dan fasilitasi perdagangan, hambatan teknis perdagangan, sanitasi dan fitosanitasi, perdagangan jasa yang meliputi ketenagakerjaan, jasa keuangan, telekomunikasi, jasa profesional, investasi, perdagangan elektronik, kebijakan daya saing, kerja sama ekonomi, serta ketentuan kelembagaan dan kerangka kerja.

Australia merupakan negara tujuan ekspor nonmigas ke-17 dan negara sumber impor nonmigas ke-8 bagi Indonesia. Total perdagangan Indonesia-Australia pada 2018 sebesar US$8,6 miliar. Dengan ekspor Indonesia tercatat senilai US$2,8 miliar dan impor sebesar US$5,8 miliar, Indonesia memiliki defisit sebesar US$3 miliar. Namun demikian, dari 10 besar komoditas impor Indonesia dari Australia mayoritas merupakan bahan baku atau bahan penolong industri, seperti gandum, batu bara, bijih besi, alumunium, seng, gula mentah, serta susu dan krim.

Produk ekspor utama Indonesia ke Australia pada 2018 adalah minyak bumi senilai US$636,7 juta; kayu dan furnitur senilai US$214,9 juta; panel LCD, LED, dan panel display lainnya senilai US$100,7 juta; alas kaki senilai US$96,9 juta; serta ban senilai US$61,7 juta. Sementara itu, produk impor utama Indonesia dari Australia adalah gandum senilai US$639,6 juta; batu bara senilai US$632 juta; hewan hidup jenis lembu senilai US$573,9 juta; gula mentah atau tebu lainnya senilai US$314,7 juta; dan bijih besi dan bijih lainnya senilai US$209,3 juta.

Adapun investasi Australia di Indonesia pada 2018 mencapai US$597,4 juta dengan 635 proyek terdiri lebih dari 400 perusahaan Australia yang beroperasi di berbagai sektor. Sektor tersebut antara lain pertambangan, pertanian, infrastruktur, keuangan, kesehatan, makanan, minuman, dan transportasi.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Puri Mei Setyaningrum
Editor: Puri Mei Setyaningrum

Bagikan Artikel: