Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

Demi Buktikan Kesalahan Teori Darwin, Konglomerat Ini Kucurkan Dana Rp22,4 Miliar

Demi Buktikan Kesalahan Teori Darwin, Konglomerat Ini Kucurkan Dana Rp22,4 Miliar Museum Sangiran Solo | Kredit Foto: Muhamad Ihsan
Warta Ekonomi, Jakarta -

Teori evolusi Darwin kerap menjadi perdebatan bagi beberapa orang, ada yang pro dan juga kontra. Salah satu orang terkaya di Norwegia, Einar Johan Rasmussen bahkan rela mengucurkan dana sebesar US$1,6 juta atau sekitar Rp22,4 miliar untuk membuktikan kesalahan teori tersebut.

Rasmussen memberikan uang tersebut kepada Yayasan BioCosmos. Ia juga menggantikan teori Darwin dengan teori desain cerdas (intelligent design).

Yayasan BioCosmos menyerukan "debat yang lebih terbuka tentang biologi dan kosmos" dan menargetkan "semua orang yang tertarik pada sains dan pertanyaan besar," terutama "remaja dan pemuda"-termasuk anak-anak sekolah.

Baca Juga: Bantu Siswa yang Kurang Mampu, Konglomerat Ini Gelontorkan Rp703 Miliar

Seperti halnya semua pendukung teori intelligent design, yayasan itu memuji kebaikan teori pseudosains bahwa alam diatur dengan sangat rapi dan dibuat dengan baik sehingga tidak mungkin berevolusi melalui seleksi alam dan mestinya direkayasa.

Rasmussen merupakan seorang pengusaha kapal dari Kristiansand di selatan Norwegia. Ia mengungkapkan, "Keinginan saya adalah membuat banyak dari penelitian modern ini diketahui publik. Penelitian itu berbeda dengan (teori) Darwin secara signifikan.”

Miliarder itu setuju dengan Yayasan BioCosmos, yang anggotanya termasuk seorang profesor Denmark, seorang dokter, seorang insinyur sipil dan seorang teolog, bahwa evolusi "tidak dapat lagi diklarifikasi sebagai hasil dari mutasi dan pilihan alami yang kebetulan."

Langkah Rasmussen yang dianggap berusaha mempengaruhi sistem pendidikan Norwegia itu mendapat banyak reaksi keras.

Baca Juga: Wow! Donald Trump Gelontorkan Dana Iklan Rp14 Miliar/Minggu

"Sangat salah bagi orang kaya untuk mencoba membeli akses ke ruang kelas Norwegia," kata anggota parlemen Torstein Tvedt Solberg kepada NRK sebagaimana dilansir RT, “ini terlalu alternatif, itu tidak ilmiah. Cukup dekat dengan sampah. "

"Ketika Anda bertanya-tanya bagaimana alam muncul, Anda harus berbicara dengan seorang ilmuwan," kata peneliti Martin Jakobsen di Ansgar Theological College di Kristiansand kepada NRK, "ketika Anda bertanya-tanya bagaimana fungsi Tuhan, Anda dapat berbicara dengan seorang teolog."

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Clara Aprilia Sukandar
Editor: Clara Aprilia Sukandar

Bagikan Artikel: