Otoritas Jasa Keuangan (OJK) menyatakan masih optimis terhadap perkembangan pasar modal Indonesia di tahun 2020. Pasalnya, dengan tingkat pertumbuhan investor di sektor retail yang terpantau terus bertambah akan mendorong pertumbuhan likuiditas di pasar modal.
Kepala Eksekutif Pengawas Pasar Modal OJK, Hoesen mengatakan terlebih lagi dibanding negara lain di kawasan atau bahkan Amerika dan Eropa, Indonesia masih termasuk negara dengan koreksi terhadap proyeksi pertumbuhan ekonomi yang tidak terlalu signifikan.
Apalagi, Indonesia menjadi salah satu negara yang paling sedikit mendapat koreksi proyeksi pertumbuhan ekonominya, baik di wilayah kawasan maupun dibandingkan negara Amerika dan Eropa
"Misalnya, dari prediksi pertumbuhan ekonomi Indonesia yang sebelumnya dipatok 5,2 persen pada 2020, World Bank dan Bank Dunia hanya mengoreksinya menjadi 5 persen," kata Hoesen, di Lombok, beberapa waktu lalu.
Baca Juga: Soal Go-Jek Mau Dual Listing, OJK Malah Suruh Tanya ke Nadiem
Namun begitu, Hoesen menuturkan bahwa perlambatan ekonomi global yang berdampak ke perekonomian nasional, membuat pihaknya tak mau terlalu tinggi dalam memasang target di tahun 2020 mendatang.
"Jadi sepertinya tahun depan kurang lebih tidak akan jauh berbeda dengan kondisi hari ini. Tapi kami punya optimisme terhadap para investor retail. Rasanya, kalau kami membuat target yang terkesan terlalu optimistis, kita jadi orang aneh sendiri," ucapnya.
Baca Juga: OJK Sebut Negara Tetangga Cemburu Sama Pertumbuhan Pasar Modal Indonesia
Namun Hoesen menampik jika langkah ini disebut-sebut sebagai sebuah bentuk pesimisme terhadap perekonomian nasional.
Dia hanya menekankan bahwa dengan rentannya pengaruh perekonomian global terhadap daya tahan ekonomi domestik, membuat pihaknya dan BEI harus adaptif pada kondisi tersebut.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Annisa Nurfitri
Editor: Annisa Nurfitri