Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

Soal Go-Jek Mau Dual Listing, OJK Malah Suruh Tanya ke Nadiem

Soal Go-Jek Mau Dual Listing, OJK Malah Suruh Tanya ke Nadiem Kredit Foto: Sufri Yuliardi
Warta Ekonomi, Jakarta -

Otoritas Jasa Keuangan (OJK) meragukan niat PT Aplikasi Karya Anak Bangsa (Go-Jek) untuk melakukan penawaran umum perdana saham (initila public offering//IPO) di Bursa Efek Indonesia (BEI). Pasalnya, startup digital berkategori unicorn ini dianggap masih enggan untuk melakukan transparansi bisnis untuk menjaga kemampuan daya saing.

 

Kepala Eksekutif Pengawas Pasar Modal OJK, Hoesen mengaku, dirinya sudah mendengar dan membaca informasi yang menyebutkan bahwa Gojek akan melakukan dua listing di bursa saham luar negeri yang selanjutnya diikuti dengan pencatatan saham di PT Bursa Efek Indonesia (BEI).

 

"Dugaan saya, kalau startup itu (Gojek) sekarang IPO, tentu mereka menjadi transparan. Padahal, itu competitive advantage mereka yang ramuan bisnisnya seperti apa akan ditutupi. Karena begitu dia IPO dan menjadi transparan, lalu (konsep bisnis) mereke akan ditiru orang," kata Hoesen pada akhir pekan lalu, di Lombok.  

 

Baca Juga: Ditinggal Nadiem Makarim, Go-Jek Siap IPO di Dua Negara

 

 Menurut Hoesen, jika berbica konsep, apa yang ada di aplikasi Go-Jek tidak terlalu sulit untuk ditiru di era digital ini. "Karena, directory entry-nya tidak terlalu tinggi. Seperti (konsep) peer-to-peer lending, begitu ketahuan, lalu dibuat orang. Gojek atau pu Grab, sebetulnya aplikasinya kan begitu-begitu saja," tuturnya.

 

Selain itu, jelas dia, jika Gojek memutuskan untuk IPO, maka laporan keuangan dan margin perusahaan akan terpantau jelas oleh kompetitor. "Kalau saya perhatikan di beberapa negara lain pun, startup seperti ini memang menahan diri untuk IPO. Saya belum mendengar sih ada yang IPO untuk unicorn-unicorn seperti ini," papar Hoesen.

 

Baca Juga: OJK Sebut Negara Tetangga Cemburu Sama Pertumbuhan Pasar Modal Indonesia

 

Dengan demikian, tegas Hoesen, sejauh ini masih sulit untuk mendorong Gojek untuk IPO. "Saya tidak berharap juga atau tidak ngotot untuk Gojek masuk pasar modal kita. Karena, (konsep bisnis) mereka pun tidak susah untuk ditiru business model-nya kan sederhana semua, berupa service begitu," jelas Hoesen.

 

Hoesen menambahkan, kabar yang menyebutkan Gojek akan melakukan IPO awalnya bersumber dari Menteri Komunikasi dan Informatika, Rudiantara. "Itu kan baru rencana. Sekarang beliau Nadiem Makarim menjadi menterinya (Menkominfo). Mesti ditanyain lagi. Jadi atau nggak untuk IPO? Kami (OJK) tidak tahu. Saya belum pernah berbicara sampai sejauh itu, katanya.a

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Annisa Nurfitri
Editor: Annisa Nurfitri

Bagikan Artikel: