PBB Klaim Tak Bisa Verifikasi Keakuratan Informasi Kematian al-Baghdadi
PBB mengaku tidak dapat memverifikasi informasi kematian pemimpin ISIS Abu Bakr al-Baghdadi yang disebarkan oleh Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump beberapa waktu lalu. Meski begitu PBB tetap mencatat kabar tersebut, tetapi setiap informasi yang muncul perlu diverifikasi. Pernyataan itu dilontarkan Juru bicara Sekretaris Jenderal (Sekjen) PBB, Farhan Haq.
"Kami telah mencatat pengumuman Presiden AS tentang kematian Abu Bakr al-Baghdadi. Namun, PBB tidak dapat secara pribadi memverifikasi keakuratan informasi itu. Kami percaya keandalan berbagai sumber informasi yang telah berbicara, tetapi, jelas, segala jenis informasi perlu diverifikasi oleh berbagai pihak berwenang di lapangan," ucap Haq, seperti dilansir PressTV pada Selasa (29/10/2019).
Haq mencatat kata-kata yang terlontar dari Presiden AS, tetapi ia menolak untuk menyambut perkembangan yang ada. Untuk itu Haq mengimbau kepada negara anggota untuk bekerja sama melawan kelompok teroris pimpinan al-Baghdadi itu.
Baca Juga: Turki: Komandan Militer Kurdi Sama dengan Pimpinan ISIS al-Baghdadi
"Ini adalah salah satu peristiwa yang telah kita catat. Kami telah membuat sangat jelas bahwa setiap kemajuan terhadap ISIS harus disambut. Sekjen dan banyak cabang PBB, termasuk kantor kami yang berurusan dengan urusan politik, dengan kontraterorisme dan lainnya, telah berulang kali mendesak semua Negara Anggota untuk bekerja sama dalam perang melawan ISIS, dan segala kemajuan terhadap mereka harus dipuji," ungkapnya.
Sebabnya, lanjut dia, ISIS telah melakukan teror dengan melakukan kejahatan-kejahatan keji dan membawa tragedi serta kematian kepada sesama manusia. Jangan lupa pada para korban, keluarga korban dari aksi terorisme, kata Haq.
"ISIS telah melakukan kejahatan keji dan membawa tragedi dan kematian kepada ribuan pria, wanita dan anak-anak. Dan, kita harus menggunakan momen ini untuk mengingat para korban dan keluarga para korban terorisme," tukasnya.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Muhammad Syahrianto