Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

Diduga Warganya Jadi Korban, Vietnam Percepat Identifikasi Jasad dalam Truk Kontainer

Diduga Warganya Jadi Korban, Vietnam Percepat Identifikasi Jasad dalam Truk Kontainer Kredit Foto: Evening Standard

Di Vietnam, prospek pekerjaan yang buruk, dorongan oleh pihak berwenang, geng penyelundup, bencana lingkungan dan tekanan pemerintah terhadap umat Katolik adalah semua faktor lokal di balik gelombang migran.

Keinginan untuk pergi ke luar negeri telah menciptakan pasar bawah tanah yang berkembang di negara Asia Tenggara bagi penyelundupan manusia. Para pakar anti-perdagangan, migran dan anggota keluarga mereka telah mengatakan kepada Reuters banyak di antaranya menjanjikan paket yang aman dan bahkan "VIP" untuk perjalanan rahasia ke Eropa.

Berita tentang tragedi itu telah membuat provinsi-provinsi pedesaan Nghe An dan Ha Tinh di Vietnam menjadi putus asa, dengan banyak keluarga takut orang-orang yang dicintai mungkin termasuk di antara mereka yang tewas.

Baca Juga: Ada 39 Mayat dalam Truk Kontainer, Polisi Lakukan Identifikasi

Pihak berwenang di Nghe An telah meluncurkan permohonan bagi anggota keluarga yang bersangkutan untuk menyerahkan salinan foto dan identifikasi orang hilang kepada Komite Rakyat setempat untuk verifikasi, menurut salinan banding yang dilihat oleh Reuters.

Kementerian luar negeri Vietnam sejauh ini menerima informasi dari 14 keluarga terkait yang mencari anggota keluarga yang hilang di Inggris, kata kementerian itu dalam sebuah pernyataan Senin malam.

Vietnam yang dikuasai komunis sangat sensitif terhadap peristiwa yang dapat menyebabkan kerusuhan sosial atau pertemuan publik.

Sebuah upacara lilin di luar katedral Katolik di Hanoi untuk mengenang 39 korban dibubarkan oleh polisi pada hari Minggu, kata penyelenggara.

Departemen propaganda Partai Komunis yang berkuasa di Vietnam telah menginstruksikan para pemimpin media setempat untuk tidak melaporkan atau berspekulasi tentang kebangsaan atau identitas para korban tanpa konfirmasi dari kementerian luar negeri, menurut salinan instruksi yang dilihat oleh Reuters.

"Harap lebih peka dan berhati-hati," kata instruksi itu.

Halaman:

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Muhammad Syahrianto

Bagikan Artikel: