Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Dolar AS Perkasa, Rupiah Terlemah Kedua di Asia!

Dolar AS Perkasa, Rupiah Terlemah Kedua di Asia! Kredit Foto: Antara/Akbar Nugroho Gumay
Warta Ekonomi, Jakarta -

Pertemuan Federal Open Market Committee (FOMC) pada Rabu (30/10/2019) hari ini masih menjadi stimulus utama bagi dolar AS untuk perkasa. Selagi menunggu keputusan The Fed perihal suku bunga, dolar AS menjadi lebih menarik untuk dikoleksi.

Pagi ini, dolar AS terpantau hanya melemah tipis terhadap poundsterling, dolar New Zealand, dan dolar Taiwan. Adapun di hadapan mata uang lainnya, dolar AS menguat, yakni dolar Australia, euro, dolar Kanada, dan franc, yuan, dolar Hongkong, yen, won, baht, dan rupiah

Baca Juga: Rupiah Perkasa, Dolar AS Bye-Bye!

Lain dolar AS, lain pula rupiah. Sejak pembukaan perdagangan spot Rabu pagi, mayoritas mata uang sudah membuat rupiah tertekan, termasuk dolar AS yang menekan rupiah sebesar 0,11% ke level Rp14.035.

Sentimen teknikal menjadi salah satu faktor yang membuat rupiah tertekan, di mana dalam sebulan terakhir rupiah mengalami kenaikan sebesar 1,09% sehingga menggiurkan investor untuk mulai mencairkan keuntungan jual. 

Baca Juga: Ratusan Miliar Rupiah Menguap dari Pasar Saham, Bursa Domestik Kritis!

Hingga pukul 09.53 WIB, koreksi rupiah terhadap mata uang Paman Sam itu sedikit menebal menjadi 0,11% ke level Rp14.041 per dolar AS. Bersama dengan dolar AS, mata uang utama lainnya pun turut menekan rupiah, yakni dolar Australia (-0,04%), euro (-0,10%), dan poundsterling (-0,11%). 

Tekanan serupa juga diterima rupiah dari pasukan mata uang Asia sehingga kini sang Garuda menyandang status sebagai mata uang terlemah ketiga di Asia setelah won (0,17%) dan baht (0,06%). Rupiah terkoreksi paling dalam oleh dolar Taiwan sebesar -0,13%. Kemudian, disusul oleh yen (-0,12%), dolar Hongkong (-0,11%), dolar Singapura (-0,06%), dan yuan (-0,05%). 

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Lestari Ningsih
Editor: Lestari Ningsih

Bagikan Artikel: