Sambungnya, sejatinya, sebagai bangsa yang cinta damai sudah seharusnya menghormati hak dan martabat para tokoh agama manapun. Umat Islam harus menghormati para ulama terlepas dari perbedaan madzhab pemikirannya, termasuk tudingan sesat, radikal, hingga mengafirkan orang lain.
Merujuk pada watak Islam sejati, jelasnya, umat sudah seharusnya mengedepankan toleransi atau tasamuh yang diwujudkan dalam sikap penuh hikmat kebijaksaan dalam kemajemukan dan keberaamaan, yakni dengan menghargai orang lain.
Lanjutnya, sikap ini sangat diperlukan dalam bangsa yang majemuk seperti Indonesia.
"Islam mengajarkan, kalau antarumat berbeda agama berlaku lakum dinukum waliyadin (bagimu agamamu, bagiku agamaku), tapi kita bersaudara sebangsa. Terhadap sesama muslim, walau berbeda aliran atau organisasi sehingga berbeda pemahaman keagamaan, bisa berlaku analoginya lakum ra’yukum, wali ra’yi (bagimu pendapatmu, bagiku pendapatku) tapi kita tetap bersaudara seiman," terangnya.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Vicky Fadil