Badan Pusat Statistik (BPS) mengumumkan inflasi bulan Oktober 2019 sebesar 0,02%. Dengan begitu, inflasi tahun kalender untuk periode Januari-Oktober nilainya mencapai 2,22%. Rilis data ekonomi nasional tersebut mendapat respons negatif dari para pelaku pasar terhadap aset-aset investasi Tanah Air, baik IHSG maupun rupiah.
Sejak pembukaan pasar spot pagi tadi, rupiah terdepresiasi 0,06% ke level Rp14.040 per dolar AS. Depresiasi tersebut bertambah secara signifikan jelang siang hari ini. Hingga pukul 09.48 WIB, dolar AS menggempur rupiah hingga minus -0,20% ke level Rp14.065. Bahkan, sekitar pukul 08.30 WIB, rupiah tertekan sampai ke level terendahnya di Rp14.070 per dolar AS.
Baca Juga: Jadi Korban Senjata Makan Tuan, Dolar AS Getir Bukan Kepalang!
Nasib rupiah kian nahas tatkala mata uang dunia lainnya ikut masuk dalam pasukan penyerang, seperti halnya dolar Australia (-0,33%), poundsterling (-0,34%), dan euro (-0,29%). Bak belum terpuaskan, seluruh mata uang Benua Kuning pun bergabung pula ke dalam pasukan.
Baca Juga: Masih Berdarah-Darah, Rupiah di Posisi Kedua Terbawah!
Alhasil, rupiah kini babak belur tak hanya di dunia, tetapi juga di kandangnya sendiri, Asia. Tak ada satu pun mata uang Benua Kuning yang mampu dilawan oleh rupiah. Adalah mata uang won yang kini memimpin pasukan dengan membuat rupiah terkoreksi hingga -0,33%.
Bersama dengan won, mata uang Asia lainnya yang membuat rupiah tak berkutik sama sekali ialah dolar Singapura (-0,22%), dolar Hongkong (-0,17%), ringgit (-0,15%), yen (-0,13%), dolar Taiwan (-0,11%), yuan (-0,10%), dan baht (-0,02%).
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Lestari Ningsih
Editor: Lestari Ningsih