Menteri Perdagangan RI, Agus Suparmanto, melakukan pertemuan bilateral dengan Menteri Perdagangan dan Industri Singapura, Chan Chun Sing di Bangkok, Thailand, Kamis (31/10/2019), di sela-sela rangkaian Konferensi Tingkat Tinggi ASEAN ke-35 dan pertemuan terkait lainnya.
Kedua pihak sepakat meningkatkan perdagangan bilateral Indonesia-Singapura, khususnya melalui 6 kelompok kerja yang telah terbentuk, yaitu Batam, Bintan dan Kawasan Ekonomi Khusus Karimun, investasi, tenaga kerja, transportasi, agribisnis, serta pariwisata. Selain itu, kedua menteri mendiskusikan secara intensif perkembangan perundingan Kemitraan Ekonomi Komprehensif Regional (Regional Comprehensive Economic Partnership/RCEP) dan strategi dalam menyelesaikan isu-isu yang masih menjadi kendala, seperti akses pasar.
Baca Juga: 82% Baja di Pasar Tak sesuai SNI, Kemendag Beraksi
Mendag RI mengapresiasi langkah Singapura yang telah membantu kemajuan perundingan RCEP. Selain itu, Mendag RI meminta dukungan dalam menyelesaikan beberapa isu yang masih terkendala serta menekankan urgensi ASEAN sentralitas dan satu suara dalam upaya penyelesaian perundingan.
"Indonesia mendorong agar seluruh teks perjanjian dapat difinalisasi dan perundingan akses pasar segera diselesaikan sehingga RCEP dapat ditandatangani pada akhir tahun depan," tegas Mendag Agus dalam keterangan tertulis di Jakarta, Sabtu (2/11/2019).
RCEP merupakan konsep kerja sama ekonomi yang melibatkan 10 negara anggota ASEAN dan 6 negara mitra ASEAN+1 (Tiongkok, Korea, Jepang, Australia, Selandia Baru, dan India). Perundingan RCEP dimulai sejak tahun 2013 dan Indonesia bertindak sebagai negara koordinator (country coordinator). Mendag Chan memuji Indonesia dalam memimpin perundingan RCEP. Banyak perkembangan kesepakatan yang sudah terjadi dan sepakat untuk menyelesaikan perundingan RCEP tahun ini.
Sekilas Perdagangan Indonesia-Singapura
Singapura merupakan mitra dagang terbesar Indonesia di kawasan Asia Tenggara dengan total perdagangan bilateral pada tahun 2018 mencapai US$34,4 miliar atau meningkat sebesar 16,61% dari tahun 2017 yang sebesar US$29,6 miliar. Tahun 2014-2018, tren perdagangan kedua negara meningkat rata-rata sebesar 4,23% per tahun. Tahun 2018, ekspor Indonesia sebesar US$12,9 miliar dan impor sebesar US$21,4 miliar.
Produk ekspor utama Indonesia yaitu minyak dan gas, emas dan perhiasan, timah, serta peralatan dan perlengkapan elektronik. Sementara, produk impor utama Indonesia yaitu minyak dan gas, emas dan perhiasan, produk kimia, serta peralatan dan perlengkapan elektronik.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Puri Mei Setyaningrum
Tag Terkait: