"Mungkin tepat generalisir dalam kerangka penelitian tapi tak tepat buat kehidupan. Ketika kita menjadi generalis kita tidak happy (senang)," katanya.
Terkait dengan paham radikalisme, ia pun kembali memberikan contoh jika ada masjid di dalam sekolah terbukti terpapar radikal, apakah melarang masjid ada di sekolah atau melarang ada kegiatan di dalam masjid sekolah.
"Itu kan tidak bener. Lokalisir saja masjid yang terpapar tersebut," katanya.
Ustaz Yusuf meminta jangan sampai dengan adanya perbedaan membuat kita berpaham radikal terhadap perbedaan. Ia pun yakin pemerintah melalui aparatnya dapat melakukan pemantauan mengenai radikalisme dengan cara yang baik.
"Pemantauan radikalisme itu ada teman BIN, polisi, tentara dan aparatur negara punya cara meminilaisir itu terjadi. Saya belum yakin kebijakan itu diterapkan. Kalau seperti itu Indonesia tak Bhineka Tunggal Ika," katanya.
Sebelumnya Menag Fachrul Razi mengkritisi penggunaan celana cingkrang dan cadar di lingkungan ASN. Karena menurutnya ada aturan yang jelas di lingkungan pemerintahan.
"Yang tidak boleh masuk instansi pemerintah itu satu, pakai helm. Kedua yang mukanya gak keliatan, saya gak sebut cadarlah, kan bahaya orang masuk gak tau itu mukanya siapa," kata Fachrul di Kemenko PMK, Jakarta, Kamis (31/10/2019).
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Tanayastri Dini Isna
Tag Terkait: