Badan Usaha Milik Negara (BUMN) yang bergerak pada sektor minyak dan gas, PT Pertamina (Persero), terus melakukan berbagai terobosan untuk mengupayakan percepatan pembangunan kilang demi mewujudkan sejarah baru sebagai negara swasembada energi.
Proyek Refinery Development Master Plan (RDMP) dan Grass Roof Refinery (GRR) yang sedang dijalankan Pertamina menjadi kunci dalam membangun tonggak sejarah baru tersebut sehingga Indonesia mampu memenuhi kebutuhan BBM dari kilang sendiri tanpa ketergantungan dengan impor. Direktur Megaproyek Pengolahan dan Petrokimia Pertamina, Ignatius Talullembang, menyatakan, proyek RDMP dan GRR akan meningkatkan kapasitas kilang terpasang menjadi dua kali lipat dari 1 juta barrel pada saat ini menjadi 2 juta barrel. Dengan peningkatan signifikan, seluruh kebutuhan BBM bisa dipenuhi oleh kilang sendiri.
Baca Juga: BUMN Konstruksi Raup Kontrak Baru Rp18 T, Salah Satunya Proyek Pertamina
"Pertamina melakukan sejumlah akselerasi agar proyek yang ditetapkan Presiden sebagai proyek strategis nasional ini bisa segera terwujud. Inilah impian besar kita dalam membangun ketahanan dan sekaligus kemandirian energi," ujar Ignatius di Jakarta, Rabu (6/11/2019).
Dirinya melanjutkan, Pertamina telah melakukan berbagai akselerasi yang terintegrasi sehingga target-target pelaksanaan proyek bisa terlaksana tepat waktu atau bahkan lebih cepat dari jadwal yang ditetapkan. Proyek RDMP Balongan saat ini sudah menerapkan dual feed competition sehingga realisasi proyek bisa selesai satu tahun lebih cepat dari jadwal. Studi kelayakan (feasibility study) RMDP Balongan tahap I sudah dilakukan dan dilanjutkan dengan penetapan dan pengadaan lahan. Untuk tahap II, sedang dilakukan studi kelayakan.
Untuk Kilang Balikpapan kini sudah masuk tahap konstruksi dengan dilakukannya penandatanganan akta pendirian PT Kilang Pertamina Balikpapan pada 7 Mei 2019. Sementara, setelah selesai Proyek PLBC, RDMP Cilacap kini sedang dalam tahap penyelesaian valuasi bersama Saudi Aramco. RDMP Dumai dalam tahap negosiasi dengan partner dari Timur Tengah.
Sementara itu, GRR Tuban sudah selesai dengan proses pengadaan lahan dan sedang dalam proses pembayaran. Pertamina dan Rosneft bahkan telah menandatangani kontrak desain Kilang Tuban dengan kontraktor terpilih pada 28 Oktober kemarin. Saat ini, telah dimulai pelaksanaan Basic Engineering Design (BED) dan FrontEnd Engineering Design (FEED).
Di GRR Bontang, kemitraan dengan OOG sudah ditandatangani pada Desember 2018. Izin prinsip lokasi dari Gubernur Kalimantan Timur sudah diterbitkan dan saat ini sedang dalam proses pelaksanaan studi dan review dokumen Rencana Tata Ruang dan Wilayah (RTRW).
"Pertamina menyampaikan terima kasih atas dukungan dari berbagai pemangku kepentingan sehingga megaproyek bisa berjalan dengan baik. Dukungan yang terus menerus dari Pemerintah, baik pusat maupun daerah, menjadi kekuatan tersendiri bagi Pertamina untuk menuntaskan tugas bersejarah ini," pungkas Ignatius.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Bambang Ismoyo
Editor: Puri Mei Setyaningrum